Penyakit Usus Buntu
Penyakit Usus buntu merupakan istilah yang sering digunakan masyarakat umum untuk menyebutkan penyakit radang usus buntu. Angka kejadian penyakit ini di Indonesia berkisar 24,9 kasus per 10.000 populasi, dan bisa menimpa pada laki-laki maupun perempuan.
Nah, untuk itu, berikut akan kami jelaskan beberapa hal terkait penyakit usus buntu, supaya kita bersama bisa mengetahui lebih dalam tentang penyakit ini dan dapat melakukan langkah - langkah pencegahannya.
RADANG USUS BUNTU
Apendiks atau yang lebih dikenal sebagai usus buntu, adalah salah satu organ pada sistem pencernaan yang sering menimbulkan masalah kesehatan. Adanya peradangan pada usus buntu disebut dengan apendisitis.
Di Indonesia, sebesar 596.132 orang dengan presentase 3,36% dilaporkan menderita apendisitis pada tahun 2009, dan meningkat menjadi 621.435 dengan presentase 3,53% di tahun 2010
Peradangan usus buntutimbul saat terjadi sumbatan berulang dari saluran usus buntu. Penyebab sumbatan dapat seperti tumor, infeksi (parasit), dan benda asing.Peradangan ringan terlokalisasi setelah mengatasi serangan peradangan usus buntu akut dapat menyebabkan ketidaknyamanan perut bagian kuadran kanan bawah secara kronis.
Gejala awal radang usus buntu akut adalah nyeri atau rasa tidak enak di sekitar pusar. Gejala yang pertama kali dirasakan pasien adalah berupa nyeri tumpul di daerah ulu hati atau di sekitar pusar yang akan menyebar ke sebelah kanan bawah perut. Gejala ini umumnya berlangsung lebih dari 1 atau 2 hari. Dalam beberapa jam nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah dengan disertai oleh mual dan muntah. Demam dengan derajat ringan juga sering terjadi.
Tatalaksana dalam kasus apendisitis terbagi menjadi dua, yaitu operatif dan non-operatif. Tindakan operatif seperti apendektomi dapat dilakukan sebagai operasi terbuka atau laparoskopik. Kedua prosedur tersebut merupakan operasi rutin dengan risikooperasisangat rendah Untuk tatalaksana non-operatif sebagian besar protokol pengobatan mencakup rangkaian awal antibiotik intravena selama 1-3 hari, diikuti dengan antibiotik oral selama 7 hari.Sekitar 90% pasien dapat diobati dengan antibiotik untuk menghindari operasi selama awal masuk. Sementara 10% lainnya gagal merespon antibiotik membutuhkan tindakan operatif.Tingkat kekambuhan pasien yang tidak dioperasi dalam 1 tahun setinggi 20–30%.
Demikian ulasan kami mengenai penyakit usus buntu, semoga dapat memberikan manfaat kepada para pembaca sekalian, dan pesan kami, tetap hidup sehat ya....
by. dr. Abel Oktano Bimantara