Kewaspadaan Bencana Megathrust, RSUD Ajibarang Selenggarakan Pelatihan Brigade Siaga Bencana (BSB)
Bencana alam acapkali menjadi ancaman serius bagi masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Salah satu bencana alam yang sering memakan banyak korban jiwa adalah gempa bumi. Sebagai negara yang berada di Cincin atau Lingkar Api Pasifik yang membentang sepanjang 40.000 km di sekitar Samudra Pasifik, Indonesia bahkan mendapat sebutan "Ring of Fire". Wilayah ini berkaitan erat dengan jalur gempa teraktif di dunia yang terdiri dari palung samudra, busur vulkanik, dan sabuk vulkanik.
Salah satu jenis gempa bumi yang saat ini menjadi fokus perbincangan khalayak umum adalah gempa megathrust. Gempa megathrust sendiri pada dasarnya merupakan jenis gempa kuat yang terjadi di zona megathrust, yaitu zona subduksi aktif di mana lempeng tektonik samudra menekan di bawah lempeng tektonik benua. Zona megathrust ini adalah area dimana dua lempeng bertemu dan menghasilkan medan tegangan di kontak antar lempeng. Jika medan tegangan ini dilepaskan secara mendadak, maka akan terjadi gempa bumi besar.
Karena gempa megathrust bisa terjadi kapan saja dan memiliki dampak yang sangat merusak, penting bagi masyarakat untuk selalu waspada dan melakukan mitigasi bencana. Langkah-langkah mitigasi dapat mencakup edukasi tentang tindakan yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah gempa terjadi, serta meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Dalam menghadapi ancaman gempa megathrust, pengetahuan dan kesiapan adalah kunci untuk mengurangi risiko dan menyelamatkan nyawa.
Menanggapi serius ancaman bencana gempa megathrust, RSUD Ajibarang membentuk Brigade Siaga Bencana (BSB) sebagai salah satu upaya mitigasi. BSB RSUD Ajibarang diharapkan menjadi kelompok sukarelawan yang terlatih untuk memberikan pertolongan pertama pada saat bencana terjadi. Dalam rangka meningkatkan kapasitas personil, RSUD Ajibarang menyelenggarakan pelatihan yang diikuti oleh seluruh komponen BSB. Rosana Nurwulandari, Ketua BSB RSUD Ajibarang, menyebutkan bahwa pelatihan BSB ini penting, karena selain sebagai sarana peningkatan keterampilan dan pengetahuan komponen BSB, juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan perlindungan masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang rawan bencana.
Pelatihan BSB RSUD Ajibarang dilaksanakan pada hari Jum'at-Sabtu, tanggal 20-21 September 2024, dan diikuti oleh 83 peserta. Selama 2 (dua) hari pelaksanaan pelatihan, peserta diajarkan untuk menyusun rencana evakuasi, membangun perlengkapan bertahan hidup, mengumpulkan dan memproses informasi selama bencana terjadi, teknik-teknik penyelamatan seperti cara mengangkat korban dan menggunakan peralatan penyelamatan, serta peningkatan kerjasama dan komunikasi yang baik dalam situasi darurat. Selain itu, pelatihan tersebut juga memberikan pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar manajemen risiko dan bagaimana mengurangi risiko yang timbul.
Dengan mengikuti pelatihan ini, diharapkan BSB RSUD Ajibarang yang dibentuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik pada saat terjadi bencana, sebagai bagian dari Kesiapsiagaan Bencana Rumah Sakit (Hospital Disaster).