MANFAAT PUASA UNTUK KESEHATAN MENTAL
Dr. Okto Prihermes, Sp.KJ
Makan dan minum adalah kebutuhan primer setiap manusia. Manusia membutuhkan nya untuk bisa bertahan hidup. Tapi bagaimana kalau kita tidak boleh makan dan minum? Saat ini, beberapa orang tengah menjalankan puasa. Ketika puasa mereka gak diperbolehkan makan maupun minum dalam kurun waktu tertentu.
Fenomena Puasa yang Biasa Dijumpai
Sebelum bahas manfaat, kita bahas fenomena puasa yang sering kita jumpai terlebih dahulu. Puasa sangat erat kaitannya dengan budaya keagamaan. Tak hanya Islam, puasa juga dilakukan oleh masyarakat beragama Katolik, Buddha, Hindu, maupun Konghucu. Tradisi setiap agama bisa jadi berbeda dalam melaksanakan puasa tersebut. Puasa juga dilakukan pada ranah medis. Seseorang yang akan melakukan operasi besar biasanya dianjurkan untuk berpuasa. Salah satutujuannya adalah mengosongkan saluran cerna. Sisa makanan pada saluran cerna bisa mempersulit tindakan operasi nantinya. Puasa juga banyak dilakukan untuk diet. Istilah yang biasa kita dengar adalah intermittent fasting. Diet ini umumnya dilakukan selama 16 jam dengan waktu yang bisa kita tentukan sendiri. Jika diet umum nya mengatur mengenai pembatasan jenis makan, metode ini digunakan untuk mengatur atau membatasi jam makan.
Aktivitas yang berubah ketika puasa
Ketika menjalankan puasa, hal yang biasa kita tahu adalah menahan lapar dan haus dalam waktu tertentu. Namun, dalam menjalankan puasa tidak hanya sebatas itu. Dalam beberapa agama, salah satunya Islam, ketika berpuasa tidak diperkenankan berkata yang kurang baik seperti mengumpat atau memaki. Ketika keadaan normal kita bisa makan 3 kali sehari bahkan lebih. Sedangkan, ketika berpuasa kita memiliki beberapa batasan yang telah diatur. Maka dari itu, perubahan aktivitas seperti itu bisa berpengaruh pada tubuh kita.
Manfaat puasa untuk kesehatan fisik
Puasa biasanya dilakukan sekitar 10-20 jam. Selama waktu tersebut, seseorang tidak boleh makan, minum, dan beberapa pantangan lainnya. Meskipun dalam aktivitasnya terkesan ekstrim, ternyata puasa dapat memberikan dampak baik ketubuh kita. Puasa bisa melancarkan metabolisme tubuh, sebagai detoksifikasi tubuh secara alami, sampai menurunkan berat badan. Puasa juga membantu mencegah dari penyakit kronis seperti kanker maupun jantung, membantu mengontrol gula darah, dan menurunkan kadar kolesterol darah. Selain itu, puasa mampu meningkatkan fungsi dan struktur otak yang mampu mencegah masalahs eperti Alzheimer dan Parkinson.
Manfaat puasa bagi kesehatan mental
Jika berbicara mengenai kesehatan fisik tidak bisa jauh dari kesehatan mental. Keduanya saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Kesehatan fisik berpengaruh pada mental dan sebaliknya. Dalam hal ini, puasa juga punya manfaat untuk kesehatan mental. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.
- Puasa dapat mengurangi stres
Ketika puasa, seseorang tanpa sadar memperbaiki pola makan. Misalnya, agar kuat berpuasa maka ketika pagi harus sahur terlebih dahulu. Pola makan baik akan menjaga hormone kortisol. Hormon kortisol tersebut bisa berkuran gsehingga akan mengurangi kejadian stres. Selain itu tubuh juga lebih banyak memp roduksi hormon endorphin. Hormon endorphin juga berpengaruh dalam mengurangi stres. Tak hanya itu, terdapat hormone lainnya seperti serotonin, NGF, dan BDNF yang membantu membuat mood.
- Memperbaiki kualitas tidur
Orang yang berpuasa biasanya menghindari melihat TV atau media social sampai larut malam. Mereka cenderung tidur lebih awal agar dapat bangun pagi untuk melakukan sahur. Juga, mereka merasa lelah seharian sehingga dengan mudah untuk tidur. Ketika kita memiliki cukup tidur, otak akan membantu lebih focus dalam menjalankan aktivitas. Maka sebaliknya, tidur yang kurang memiliki berbagai dampak negatif. Salah satunya, kurang tidur juga bisa menyebabkan kesulitan mengingat pada hal-hal di sekitar kita.
- Meningkatkan kemampuan sosial (social skill)
Banyak tradisi yang dilakukan selama puasa. Biasanya ketika buka, keluarga atau teman berkumpul untuk berbuka puasa bersama. Hal ini bisa meningkatkan kedekatan dan kelekatan antar anggota.
- Self-control atau kontrol diri yang baik
Berpuasa bukan hanya menahan lapar dan haus saja. Ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan. Misalnya berkata kasar, marah, berbohong, merokok, bahkan sampai berhubungan seksual. Semua aktivitas kita sebenarnya berada penuh dalam kontrol kita. Kita sebenarnya bisa memilih untuk melakukannya atau tidak. Konsep reward dan punishment bisa mengambil peran dalam memutuskan sesuatu. Kalau melakukan hal yang tidak diperbolehkan saat puasa tersebut, bisa jadi terdapat punishment atau hal yang harus “dibayar”. Misalnya mengganti ulang puasa atau membayar denda tertentu. Punishment tersebut bisa membuat seseorang berpikir dua kali untuk melakukan pantangan puasa tersebut.
Orang yang berhasil melakukan pantangan puasa tersebut mendapatkan reward. Salah satunya adalah rasa puas terhadap kemampuan diri. Orang yang bisa mengendalikan diri untuk mematuhi “aturan” puasa berarti diamampu memilikiself-control yang baik pula. Hal ini melatih diri untuk focus terhadap apa yang bisa dikontrol dibandingkan apa yang tidak bisa dikontrol.
- Menumbuhkan dan Mengasah Empati
Kondisi saat berpuasa membuat seseorang lebih bisa berempati dengan orang lain. Saat merasa lapar dan haus, seseorang menyadari adanya kondisi orang lain yang serba berkecukupan. Tak jarang, seseorang juga merasa “cukup” atas kondisinya. Rasa empati tersebut terkadang membangkitkan inisiatif kemanusiaan. Banyak orang yang melakukan tradisi bagi takjil gratis sampai bersedekah kepada orang yang membutuhkan.
gude