Mengenal PTERYGIUM " Jaringan Tumbuh di Mata"
JARINGAN TUMBUH DI MATA
(PTERYGIUM)
Pterygium merupakan salah satu penyakit tumbuhnya jaringan atau ‘daging’ di mata. Pterygium mudah meradang maka pterygium akan berwarna merah.
Pterygium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan kering.Insiden tinggi pada umur antara 20-49 tahun. Laki-laki 4 kali lebih berisiko daripada perempuan dan berhubungan dengan merokok, pendidikan rendah dan riwayat paparan lingkungan di luar rumah.
Pterygium diduga disebabkan oleh iritasi dalam jangka waktu lama akibat debu, cahaya matahari, dan udara yang panas.Terdapat banyak perdebatan mengenai penyebab pterygium. Disebutkan bahwa radiasi sinar Ultra Violet (UV) sebagai salah satu penyebabnya.
Berdasarkan stadium pterygium dibagi ke dalam 4 stadium yaitu:
- Stadium I :hanya terbatas pada limbus kornea.
- Stadium II : sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil, tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.
- Stadium III : sudah melebihi stadium II tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm).
- Stadium IV : sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.
Gejala pada tahap awal biasanya ringan, bahkan sering tanpa keluhan sama sekali. Beberapa keluhan yang sering dialami seperti mata sering berair dan tampak merah, merasa seperti ada benda asing, dapat timbul astigmatisme akibat kornea tertarik, pada pterygium lanjut stadium 3 dan 4 dapat menutupi pupil sehingga tajam penglihatan menurun.
Pada pemeriksaan pterygium terlihat sebagai jaringan berwarna merah pada permukaan lapisan mata. Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan pada pterygium adalah topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi berupa astigmtisme ireguler yang disebabkan oleh pterygium.
Penanganan pterygium pada tahap awal adalah berupa tindakan konservatif seperti penyuluhan pada pasien untuk mengurangi iritasi maupun paparan sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata anti UV dan pemberian air mata buatan/topical lubricating drops. Pada stadium lanjut (stadium 3 dan 4), pterygium memerlukan tindakan operatif yaitu jika semakin lama jaringan bertambah besar, mengganggu penglihatan, mengganggu pergerakan bola mata dan masalah kosmetik.
Komplikasi yang dapat timbul pada pterygium, adalah penglihatan berkurang, scar (jaringan parut) kronis pada konjungtiva dan kornea, pada pasien yang belum dilakukan operasi dapat terdapat scar pada otot rectus medial dapat menyebabkan terjadinya diplopia atau penglihatan ganda.
Komplikasi setelah operasi pterygium, adalah infeksi, reaksi bahan jahitan (benang), diplopia atau penglihatan ganda, jaringan parut atau scarpada kornea, dan tumbuh jaringan lagi atau pterygium rekuren.
Pasien dapat beraktivitas lagi 48 jam setelah operasi. Pasien dengan pterygium rekuren dapat dilakukan eksisi ulang dan graft dengan konjungtiva autograft atau transplantasi membran amnion.
Demikian informasi dari kami tentang pterigyum, jangan ragu - ragu untuk segera memeriksakan diri kepada dokter mata terdekat bila pembaca sekalian merasakan ada tanda - tanda seperti penyakit diatas. Sehat selalu ya..
by. dr. Almira Meida Resi F