HIKMAH RAMADAN HINDARI MENUNDA-NUNDA KEBAIKAN

HIKMAH RAMADAN HINDARI MENUNDA-NUNDA KEBAIKAN

“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)”. QS Ar Rahman, ayat 60. Firman Allah ini sangatlah jelas dan gamblang dengan perbuatan baik. Menurut Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, mengenai hal ini maksudnya, tidak ada balasan bagi seseorang yang telah beribadah kepada sang Pencipta dengan baik dan memberikan manfaat bagi hambaNya yang lain, melainkan dia akan dibalas dengan kebaikan (pula) dengan pahala yang melimpah, kemenangan besar, kenikmatan abadi, dan kehidupan sejahtera. Maka dua surga yang tinggi ini adalah bagi orang-orang didekatkan (kepada Allah).

Sebagai hamba yang beriman, tentunya inilah hadiah dan motivasi terbaik dalam kehidupan untuk berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari. Penghalang terbesar dalam melaksanakan perbuatan kebaikan adalah kita menundanya, memberikan kesempatan kepada syetan membisikan hal termudah “Nanti saja, masih banyak waktu, sudahlah santai-santai saja”

Kata “nanti atau mengkolah" ini sangatlah lumrah kita ucapkan dan sungguh lumrah bukan hanya sekedar mudah kita ucapkaan, tetapi sangat mudah juga kita jalankan. Kalau kata nanti atau mengko, ini ditujukan untuk hal-hal yang buruk, memang benarlah adanya bahwa itu seharusnya kita lakukan, kalau perlu bayar kontan, bukan sekedar “nanti atau mengko dhisik" tetapi emoh.

Ingat baik baik-baik !!

Menunda-nunda suatu kebaikan pada hakekatnya adalah awal sebuah keburukan. Mengapa demikian? Hal ini tentunya terkait dengan hati yang menyepelekan janji Allah tentang pahala kebaikan, ini awal sebuah keburukan, kebiasaan ini akan menjadikan sifat pemalas dalam diri manusia.

Firman Allah SWT, “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkan-nya barang sesaat-pun dan tidak dapat (pula) memajukan-nya,” (QS Al A’raf: 34)

Al Hasan Al Bahri ra, dalam Kitab Iqtida Al ilmi Al-Amal) pernah mengatakan; "Jauhilah perkataan "nanti, nanti", karena kamu adalah apa yang ada hari ini, dan bukan esok hari. jika esok kamu masih ada, berpikiranlah sebagaimana sebelumnya (menjadikan esok sebagai hari ini). Kalaupun seandainya esok bukan sebagai jatahmu lagi, maka tiada penyesalan atas apa yang kau tunda-tunda hari ini".

Hal ini dapat  mendasari keyakinan kita bahwa umur manusia itu telah ditentukan, tidak bisa dimajukan ataupun dimundurkan. Kita menunda-nunda sesuatu dengan kalimat “Nantilah” seolaholah kita sudah tahu dan yakin kedepan kita masih ada. Padahal satu menit, dua menit, satu jam dan satu hari kita mau seperti apa, kita tidak tahu! Masih hidup atau sudah meninggal kita tidak tahu.

Marilah, apa yang ada disaat ini, nikmati dengan rasa syukur kepada Allah dan kerjakan dengan sebaik-baiknya, jangan menundanya, jangan karena kita menunda dan kita tidak bisa mengerjakannya karena kita telah dipanggil Allah, mengakibatkan penyesalan yang mendalam di akhirat.

Perbuatan baik merupakan, bentuk cinta dan rasa iman kita kepada Allah SWT, karena apa ? karena Allah selalu memerintahkan untuk melakukan kebaikan. Sebagaimana FirmnanNya. Dalam QS Al Baqarah ayat 148, “Maka berlomba-lombalah dalam kebaiakan”. Dalam QS Dzariyat ayat 56, Allah SWt berfirman; "Dan Aku tidak menciptakan jin dan menusia melainkan supaya meraka mengabdi kepada Ku"

Jadi, kita sebagai manusia diciptakan oleh Allah SWT itu untuk apa? ya jelas untuk beribadah, yaitu berbuat kebaikan. Bagaimana kita akan menjadi pememang sebuah perlombaan, jikalau kita sendiri bermalas-malasan. Untuk lebih memotivasi diri kita, marilah kita yakini sesuai QS Al Isro ayat 7, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,” sangatlah jelas, jikalau kita menyanyangi diri kita sediri, maka lakukanlah perbuatan baik, jangan menundannya.

Ingatlah nasehat Imam Asy Syafi’I, “Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu”, waktu itu terus berjalan, tidak akan berjalan mundur, yang lewat sudahlah terlewati demikian juga umur kita. 

Agama islam itu agama yang penuh dengan kebaikan dan kasih sayang, sudah spantasnya kalau kita mengaku muslim, ya kita mengikutinya. Sebuah hadist, Nabi bersabda, "Bersemangatlah dalam menggapai hal yang bermanfaat untukmu" HR Muslim, 2664. Indikasi semangat ya tidak menunda-nunda perbuatan baik. "Milikilah cinta yang tak bersyarat, maka semuanya tidak mudah akan berkarat" inilah mestinya janji cinta kita dengan Tuhan. Wallahu A'lam Bishawab "Hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya"

Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Tharieq

"Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya."

 Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah juga kepada kalian.

dr.Igun Winarno, SpAn

 

Related Posts

Komentar