GEMELLI (KEHAMILAN KEMBAR) PRESENTASI MUKA PRESENTASI BOKONG DAN IUFD (KEMATIAN BAYI DALAM RAHIM)
oleh dr Arica Qurrotu'aini Palondongan & dr. Muhammad Zul Aziz, Sp.OG
Ajibarang,- Kehamilan kembar atau kehamilan multifetus merupakan salah satu masalah terpenting dalam pelayanan kesehatan. Penyebabnya karena kehamilan kembar merupakan kehamilan dengan resiko tinggi. Kehamilan bayi kembar terjadi 1:90 kehamilan, meningkatnya penggunaan teknologi reproduksi meningkatkan rasio ini secara signifikan. Kehamilan kembar dapat menimbulkan dampak negatif atau komplikasi bagi ibu dan anak yang dikandungnya. Komplikasi bagi ibu dapat berupa hidramnion, perdarahan antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta), preeklampsi, anemia, dan perdarahan post partum. Sedangkan komplikasi bagi anak adalah meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas yang disebabkan gangguan pertumbuhan intrauterin dan prematuritas.
Kehamilan kembar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kehamilan kembar monozigot yang terjadi apabila terdapat fertilisasi dari 1 ovum, dan kehamilan kembar dizigot, apabila fertilisasi terjadi pada 2 ovum. Frekuensi kembar dizigot lebih banyak yaitu 70% dari seluruh kehamilan kembar, dan kembar monozigot 30% dari seluruh kehamilan kembar. Insidensi kehamilan kembar terus meningkat, hal ini mungkin disebabkan pengaruh peningkatan pemakaian obat-obat peningkat fertilitas, disamping ras, herediter, usia, dan paritas. Pemeriksaan ultrasonografi pada awal kehamilan juga telah mengidentifikasi lebih banyak kehamilan kembar, tetapi separuh dari yang teridentifikasi tersebut terdapat satu janin mati dan menghilang pada paruh kedua kehamilan, sehingga disebut Vanishing twin “kembar yang menghilang”. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kehamilan multipel, diantaranya Anamnesis, Pemeriksaaan Fisik, Pemeriksaan Penunjang (Ultrasonografi, Pemeriksaan Radiologi, Biokimia) yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan.
Malpresentasi muka dan dahi terjadi pada sekitar 0,1%-0,12% kehamilan, dan malpresentasi compound terjadi sebesar 0.1%-0.2% kehamilan.10Data epidemiologi kasus malpresentasi di Indonesia masih belum tersedia. Namun, berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2016 yang dilakukan di RSUD Tugurejo, Semarang, ditemukan 834 kejadian komplikasi persalinan dari 2.178 kehamilan dan sebanyak 41 kasus (4.91%) dari kasus tersebut adalah kasus malpresentasi. Presentasi muka terjadi sekitar 1: 500 hingga 1000 Persalinan. Menurut WHO, diperkirakan terdapat sekitar 4 juta kematian janin setiap tahunnya di seluruh dunia dan 98% di antaranya terjadi di negara berkembang. Salah satu penyebab kematian janin adalah malpresentasi.
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Janin kembar biasanya merupakan hasil dari fertilisasi pada dua sel telur yang berbeda (double ovum, dizigotik, kembar fraternal). Kurang lebih hanya sepertiganya merupakan kembar yang berasal dari ovum tunggal yang dibuahi dan selanjutnya mengalami pembelahan menjadi dua struktur yang serupa, yang masing-masing mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang menjadi ovum tunggal tersendiri (single ovum, monozigotik, kembar identik).
Berikut beberapa resiko yang dapat terjadi pada kehamilan kembar dengan 1 plasenta dan 1 kantong amnion :
- Resiko Maternal (Preeklampsi, Perdarahan antepartum, Kelahiran prematur, Kehamilan berkepanjangan, Hiperemesis gravidarum, Anemia, Polihidramnion, DIC)
- Resiko Fetal (Berat badan lahir rendah, Fetus kompresus (fetus papiraseus), twin-to-twin transfusion syndrome, Kembar Dempet (Conjoined Twin), Twin Reserved Aterial Perfusion (Acardiac Twin)
- Resiko Intrapartum (Malpresentasi, Prolaps dan kompresi tali pusat, Fetal distress (kematian Janin Dalam Rahim)
Metode persalinan pada kehamilan kembar baik melalui operasi atau secra normal pervaginam tergantung dari faktor multiple & masih sangat kontroversial pada literatur/penelitian. Faktor yng mempengaruhi ialah Presentasi janin kembar pertama, Berat janin & perbedaan berat antara 2 janin, Berat gestasional, serta Kondisi klinis ibu. Risiko terbesar dari persalinan pervaginam adalah pada anak kedua, karena komplikasi terjadi setelah kelahiran anak pertama. Sehingga, Prinsip penatalaksanaan kehamilan multifetus adalah Cegah persalinan prematur (kurang bulan), Bila terjadi gawat janin pada salah satu janin, maka kehamilan harus segera diakhiri, Kurangi trauma persalinan, Perawatan sejak dini (diet, USG) ke fasilitas kesehatan.
Mengingat penyulit-penyulit yang mungkin terjadi pada kehamilan kembar, maka ibu dianjurkan melahirkan di rumah sakit. Pimpinan persalinan kembar memakan waktu sedikit lebih lama dibandingkan kehamilan tunggal.
DAFTAR PUSTAKA
- Anwar A, Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011.
- Baillière's clinical obstetrics and gynaecology, v. 12, no. 1
- Baziad A. Endokrinologi Ginekologi. 3rd ed. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2008.
- Chasen ST, Chervenak FA. Twin pregnancy: Labor and Delivery. Wolters Kluwer: UpToDate, 2017.
- Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Spong CY, Dashe J. Williams obstetrics, 24e. Mcgraw-hill; 2014.
- Netter's obstetrics and gynecology. MLA. Smith, Roger P, and Frank H Netter. Netter's Obstetrics and Gynecology. 3rd edition. Philadelphia, PA: Elsevier, 2018.
- Institute of Medicine (US) Committee on Improving Birth Outcomes. Improving Birth Outcomes: Meeting the Challenge in the Developing World. Washington (DC): National Academies Press (US). 2003. Available at:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK222084Lindsay,JL. Evaluation of Fetal Death. (Online) http://emedicine.medscape.com/article/259165-overview
- Kliman, Dkk. 2000. Fetal death: etiology and pathological findings. (Online)http://www.med.yale.edu/obgyn/kliman/placenta/articles/UpToDate.html
- Cunningham FG, dkk. 2014. Obstetri Wiliams vol.2 edisi 24 ’Penyakit dan cedera pada janin dan neonatus’. EGC: Jakarta.