Keseimbangan Asam Basa, Apakah Itu ???
Oleh: dr. Mutia Parama Dita & dr. Igun Winarno, Sp.An
Keseimbangan asam basa merupakan suatu keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang diproduksi sama dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel. Keseimbangan asam basa merupakan hal yang penting bagi tubuh agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal.Gangguan keseimbangan asam basa yang berat, dapat mem pengaruhi kelangsungan hidup pasien.
Untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan asam basa dapat dilakukan tes yang dinamakan ABG (Arterial Blood Gas) atau bisa disebut AGD (Analisa Gas Darah). Analisa Gas Darah merupakan tes untuk mengukur tekanan oksigen (PaO2),ketegangan karbon dioksida (PaCO2), keasaman (pH), saturasi oksihemoglobin (SaO2), dan konsentrasi bikarbonat (HCO3) dalam darah arteri. Tes tersebut sangat penting ketika merawat pasien dengan penyakit kritis, pernapasan atau penyakit metabolisme.
Kisaran nilai normal bervariasi di antara laboratorium. Secara umum, nilai normal untuk keasaman (pH), tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2) dan konsentrasi bikarbonat (HCO3) adalah sebagai berikut:
- pH = 7.35 to 7.45
- PaCO2 = 35 to 45 mmHg (4.7 to 6 kPa)
- HCO3 = 21 to 27 mEq/L
Gangguan keseimbangan asam basa dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
Penyebab paru-paru tidak bisa mengeluarkan karbondioksida dengan baik, misal:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma
2. Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi serum bikarbonat. (HCO3) sering dikaitkan dengan penurunan pH darah, sering bersamaan dengan penyakit ginjal kronis yang progresif (CKD). Ini berasal dari kapasitas ginjal yang berkurang dalam mensintesis amonia (NH3) dan mengeluarkan ion hidrogen (H+). Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
3. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik merupakan suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah. Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
Penyebab hiperventilasi, misal pada keracunan salisilat, histeria/ cemas yang berlebih, demam tinggi.
4. Alkalosis Metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
- Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
- Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
- Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).
Referensi
- Abramowitz M. Acid-Base Balance and Physical Function. Clinical Journal of the American Society of Nephrology. 2014;9(12):2030-2032.
- Hamm L, Nakhoul N, Hering-Smith K. Acid-Base Homeostasis. Clinical Journal of the American Society of Nephrology. 2015;10(12):2232-2242.
- Hawfield A, DuBose T. Acid-Base Balance Disorders. eLS. 2010;
- Ortega LM, Arora S. Metabolic acidosis and progression of chronic kidney disease; incidence, pathogenesis, and therapeutic therapy. Revista Nefrologia 2012 ; 32(6):724-30
- Seifter JL. Integration of acid–base and electrolyte disorders. N Engl J Med. 2014;371(19):1821–1831