Preeklampsia

Preeklampsia

(dr. Vina Oktavionita & dr. Hesa Kusuma, SpOG)

Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi yang timbul pada kehamilan diatas 20 minggu, dan merupakan salah satu penyulit kehamilan. Adanya preeklampsia meningkatkan morbiditas dan mortalitas, baik bagi ibu hamil maupun janin yang sedang dikandung. Tingginya angka kematian ibu (AKI) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan selama kehamilan dan nifas yang masih kurang baik. AKI di Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. 

Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respons maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan, disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20 minggu.

Preeklampsia sebelumnya selalu didefinisikan dengan adanya hipertensi dan proteinuria yang baru terjadi pada kehamilan. Meskipun kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, terdapat beberapa kasus lain dimana pasien mengalami hipertensi disertai gangguan multisistem lain yang menunjukkan adanya kondisi berat dari preeklampsia, namun pada pasien tersebut tidak ditemukan proteinuria. Selain itu, edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal. Preeklampsia berat dapat ditegakkan jika tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama.

Faktor risiko yang dapat menyebabkan preeklampsia dapat dinilai saat anamnesis maupun pemeriksaan fisik.

Anamnesis, diantaranya:

  1. Usia: meningkatan risiko preeklampsia hampir dua kali lipat pada wanita

hamil berusia 40 tahun atau lebih.

  1. Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya merupakan faktor risiko utama.
  2. Riwayat preeklampsia pada keluarga juga meningkatkan risiko hampir 3 kali lipat

 

Pemeriksaan fisik:

  1. Obesitas merupakan faktor risiko preeklampsia dan risiko semakin besar dengan semakin

besarnya IMT, Indeks masa tubuh > 35.

  1. Tekanan darah diastolik > 80 mmHg
  2. Proteinuria (dipstick >+l pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara kuantitatif 300 mg/24 jam)

Manajemen preeklampsia pada usia kehamilan >37 minggu yaitu segera dilakukan persalinan baik diinduksi maupun section caesarea. Jika usia kehamilan <37 minggu, perlu dilakukan perawatan konservatif sampai menunggu aterm, yauti dilakukan evaluasi pada ibu dan janin sebanyak 2x seminggu.

Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien preeklampsia berat untuk mencegah terjadinya kejang/eklampsia atau kejang berulang. Antihipertensi pilihan pertama untuk pasien preeklampsia adalah nifedipin. Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg.  Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg.

Wanita dengan riwayat preeklampsia memiliki risiko penyakit kardiovaskular, 4x peningkatan risiko hipertensi dan 2x risiko penyakit jantung iskemik, stroke dan DVT di masa yang akan datang. Risiko kematian pada wanita dengan riwayat preeklampsia lebih tinggi, termasuk yang disebabkan oleh penyakit serebrovaskular. Untuk mengurangi risiko terjadinya angka kematian ibu dikarenakan preeklampsia, ibu hamil disarankan untuk melakukan ANC (antenatal care) secara rutin mulai sejak awal kehamilan. Dengan melakukan ANC, kita bisa memantau tekanan darah ibu dan denyut jantung janin, serta mengetahui faktor-faktor risiko yang ada, sehingga dapat dilakukan penanganan sejak dini.

 

Referensi:

  • Dekker A, Sibai Bm. Etiology And Pathogenesis Of Preeclampsia: Current Concepts. Am J Obstet Gynecol 1998;179:1359-75
  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI: 2015.
  • Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran FetoMaternal. Pogi. 2016.
  • The management of severe preeclampsia/eclampsia. 2006.
  • Task Force On Hypertension In Pregnancy, American College Of Obstetricians And Gynecologist. Hypertension In Pregnancy. Washington: ACOG. 2013

Related Posts

Komentar