PENDAKIAN SRIKANDI GUNUNG PRAU PART III
Ajibarang,-. Assalamualaikum Wr.Wb. salam sejahtera untuk para pecinta ketinggian. Alhamdulilah kali ini Komunitas Mountain Tracker RSUD Ajibarang sudah melaksanakan Expedisi yg ke tiga yaitu pendakian ke Gunung Prau. Tema pendakian kali ini adalah “Pendakian Srikandi” karena pada pendakian kali ini diikuti oleh beberapa peserta wanita yaitu Qurrotul A'yuni, Padina Dini maharani, Siti Maulidatul dan Hani. Pendakian kali ini dipimpin oleh Ketuplak Ari sulistiyono. Pendakian Srikandi diikuti oleh 11 orang pendaki selain 4 pendaki wanita yaitu Muklas Adiyanto, Okta Piadi, Satria Ganang Nugraha, Wildan Rifa’i, Firman dan Danar.
Persiapan “Pendakian Srikandi” telah dilakukan satu bulan sebelumya dengan menentukan tanggal pendakian yaitu tanggal 1 Oktober 2018 bertepatan dengan peringatan hari kesaktian Pancasila. Dalam setiap perencanaan kegiatan pendakian, pendaftaran peserta biasanya masih dibuka sampai H – 3 untuk mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan agar dapat disesuaikan dengan jumlah pendaki.
Perjalanan dimulai dari tikum RSUD Ajibarang pada tanggal 30 September 2018 jam 08:00 WIB. Target waktu sampai tiba di Basecamp Dieng jam 12:00 WIB, namun pada pelaksanaanya tidak dapat dilaksanakan sesuai target karena ada beberapa kendala akhirnya kami baru bisa mencapai base camp Dieng jam 15:00 WIB. Setiap prosedur pendakian selalu diawali dengan melakukan regitrasi pendakian di basecamp yang dilakukan oleh semua pendaki, hal ini wajib dilakukan agar dapat diketahui identitas yang akan melakukan pendakian dan yang telah selesai melakukan pendakian.
Karena target waktu yang tidak tercapai maka perlu dilakukan penyesuaian karena rencana track yang akan dimulai sore hari harus mundur ke track malam yang dimulai pada jam 17:00 WIB.
Track ke diawali dengan menyusuri jalan beton yang landai, dihiasi oleh perkebunan sayuran didataran tinggi Dieng. Tak lupa kami menyapa warga Dieng yang sedang berkebun. Senyuman para petani menambah semangat dalam pendakian ini. Tiba saatnya jalan mulai menanjak dan berkelok. Keringat bercucuran dan nafas terengah. Namun semangat dan kekompakan tim terus terjaga. Manakala ada yg perlu istirahat kamipun istirahat besama-sama.
Adzan magrib terdengar dari jauh. Perjalanan dihentikan untuk istirahat sejenak. Headlamp mulai terpasang dan dinyalakan untuk menerangi sepanjang perjalanan kami. Ketuplak menyusun barisan karena tidak semua peserta membawa headlamp terutama wanita. Setiap satu peserta wanita akan dibackup oleh satu peserta laki-laki. Di suasana gelap gulita dan disinari beberapa lampu headlamp kami memulai track malam hari. Malam semakin dingin dan tanjakan semakin terasa berat . Akhirnya Pos I, Pos II dan Pos III berhasil kami lewati .
Alhamdulillah… pada pukul 19:30 kami sampai di puncak gunung prau dengan 11 pendaki lengkap dan tidak ada kendala dalam perjalanan. Tim bergegas mendirikan tenda karena udara sudah sangat dingin. Tenda sudah berdiri kokoh sehingga kami bisa istirahat bersih2 dan berganti pakaian. Tim berbagi tugas ada yang memasak untuk makan malam ada mebuat minuman hangat. Ada yang membuat perapian, ada yang shalat, ada yang istirahat karena capek.
Setelah makan malam tersedia, akhirnya kami bisa menyantap hidangan yang luar biasa kami nantikan sepanjang perjalanan, hidangan yang sederhana dengan menu nasi, sop ayam dan keripik tempe namun begitu terasa nikmat setelah menempuh pejalanan menanjak selama 2,5 jam . Diselimuti udara yang sangat dingin sop ayam yang begitu panas kami santap dengan lahapnya. Rasa lapar sudah hilang kamipun segera istirahat malam. Dingin mulai menusuk kedalam urat nadi. Angin gunung menerpa tenda2 . Lampu tenda kami matikan, semua terlelap. Didalam tenda yang bergoyang kesana sini diterpa angina gunung sudah tidak kami hiraukan lagi.
Pagi telah tiba didalam tenda sudah terlihat agak terang. Jam tangan menunjukkan jam 04:30 WIB. semua segera bergegas untuk shalat. Segeralah kami keluar untuk melihat fenomena alam yang kami tunggu-tunggu yaitu Golden Sun Rise di Gunung Prau. Lelah kami terbayarkan dengan keindahan gunung prau yang luar biasa. Tak henti hentinya kami mengabadikan moment itu dalam gadget yang kami bawa. Suasana gembira ria dan kagum semua bercampur aduk dipagi hari. Menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan yang luar biasa. Sepertinya tidak ada yang susah saat itu. Semua bersorak meninggalkan aktivitas rutin dan beban pikiran.
Setelah puas berfoto ria kami kembali ke tenda untuk mempersiapkan sarapan pagi. Seperti pada malam hari, tim pun secara otomatis berbagi tugas untuk menyiapkan minuman hangat dan menu sarapan pagi. Para srikandipun mulai menyiapkan menu yaitu nasi, sop ayam, telur goreng dan tempe goreng. Tidak lupa kami siapkan perapian untuk menghangatkan udara pagi di sekeliling kami. Setelah menu siap disantap, kami berkerumun di sekeliling perapian dan makan pagi dengan lahapnya. Setelah sarapan kami persiapan packing untuk turun ke basecamp. Tenda kami bongkar, perapian kami maatikan sempurna. Satu hal lagi yang perlu kami lakukan dan siapapun yang melakukan pendakianpun harus melakukan hal yang sama yaitu membersihkan dan membawa kembali sampah-sampah an organic dan membuangnya di tempat sampah yang disediakan di base camp. Hal ini tentu saja harus dilakukan untuk menjaga kelestarian alam agar keindahan yang kita nikmati saat ini akan terus dapat dinikmati oleh generasi anak cucu kita.
Setelah semuanya siap perjalanan turun gunung segera dimulai. Ketuplak memimpin barisan agar semua berjalan dengan lancar.
Kami tiba di basecamp jam 12:00 WIB. Tepukan sorak sorai bergemuruh untuk peserta terakhir yang datang di basecamp. Suasana haru lelah dan keringat bersatu dalam kegembiraan mencapai kepuasan tersendiri bagi para pendaki. Bakso hangat dan cemilan menemani istirahat kami di basecamp. Sebagian ada yang mandi dan berganti pakaian. Setelah semua bersih persiapan untuk menuju Purwokerto. Perjalanan pulang pukul 14:00 WIB. Dalam perjalan tidak lupa membeli oleh-oleh khas Wonosobo. Makan siang mie ongklok menambah lengkap perjalanan pulang kali ini.
Kami sampai di purwokerto jam 18:00 WIB. Istirahat dan shalat magrib dirumah bpk Muklas sejenak. Beberapa kawan menbongkar sisa logistic dan perlengkapan. Dan kami pulang kerumah masing masing. Tim lengkap pergi pulang dengan sehat dan selamat.
Demikian cerita yang kami sampaikan. Kami mengajak kepada pembaca. Ditengah-tengah bencana yang sedang melanda dibeberapa wilayah. Bersahabatlah dengan alam agar alam tidak murka kepada manusia. Untuk para pemula jangan pernah kapok. Terus dan terus gali alam ini. Pendaki tidak akan menemukan puncak yang baru, kecuali jika dia punya keberanian untuk memulainya.
By H.MKS