RSUD AJIBARANG BEPERAN MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI MELALUI PONEK

RSUD AJIBARANG BEPERAN MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI MELALUI PONEK

Angka kematian ibu dan bayi masih tinggi di Indonesia, demikian juga yang terjadi di Kabupaten Banyumas, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Banyumas di tahun 2017 menunjuk RSUD Ajibarang sebagai salah satu rumah sakit PONEK (Pelayanan Obstetri, Neonatologi dan Emergency Komprehensif). Ini sebagai salah satu tantangan yang dihadapi RSUD Ajibarang untuk lebih mengabdikan diri dalam melayani masyarakat khususnya masayarakat Banyumas di bidang kesehatan.

Penunjukkan ini bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan oleh RSUD Ajibarang, karena kesuksesan Rumah Sakit PONEK tergantung peran yang besar dari direktur, para profesional dokter khususnya dokter jaga IGD yang terlatih, dokter spesialis obstetric dan gynekologi, dokter spesialis anak, dokter spesialis anestesi dan pendukung dokter penyakit dalam dan lainnya.

Disamping itu peran dari para bidan terlatih tidak kalah pentingnya juga. Rumah sakit PONEK juga memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang memadai misalnya pelayanan gawat darurat obstetri, pelayanan kamar bersalin, pelayanan perinatology (incubator), pelayanan intensive (ICU/NICU), pelayanan kamar bedah (IBS) yang semuanya siap melayani 24 jam.

 RSUD Ajibarang terus berbenah untuk menghadapi ini dengan persiapan SDM diantaranya dengan membentuk tim Ponek RSUD Ajibarang dibawah komando dr. Widyana Grehastuti, SpOG, memberangkatkan dokter jaga IGD untuk magang pelayanan obstetri, mengikuti pelatihan PONEK di Semarang dengan memberangkatkan dokter kandungan dan kebidanan, dokter anak, dokter anestesi, dokter jaga IGD, bidan dan perawat ruang bayi resiko tinggi, penerapan standar minimal SDM bidan terlatih dengan PPGDON.

Saat ini RSUD Ajibarang mempunyai dua dokter kandungan, dua dokter anak dan akan menambah satu lagi, dua dokter spesialis anestesi, penunjang dokter penyakit dalam dan syaraf. Dokter jaga IGD yang terlatih ACLS, kegawatdaruratan obstetric, para bidan yang sudah terlatih PPGDON dan BTCLS, bidan PONEK, kemapuan SDM di ICU dan perinatology.

RS PONEK berhasil atau tidaknya bukan hanya ditentukan pelayanan di internal rumah sakit saja tetapi juga Sistem Pananggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) harus berjalan dengan baik, koordinasi lintas sektoral, sistem rujukan, pengenalan kegawatdaruratan awal, penanganan kegawatdaruratan awal yang baik, ketersediaan obat-obatan juga akan mempengaruhi keberhasilan sebuah RS PONEK.

Pelatihan Pengenalan dan penanganan kegawatdururatan obsteri dan neonatologi bagi pemberi pelayanan pernah dilakukan di RSUD Ajibarang untuk kalangan pemberi pelayanan bagi para dokter dan bidan puskesmas sekitar. Pelatihan mengenai pengelolaan perdarahan sebelum maupun setelah melahirkan, resusitasi cairan pasien syok, resusitasi jantung paru dan juga resusitasi neonates.

Pada periode semester pertama ditahun 2018 RSUD Ajibarang telah melakukan pelayanan obstetri dan neonatal baik bayi resiko tinggi maupun kelahiran resiko tinggi dengan melalui operasi bedah saesar. Diantaranya pasien dengan preklamsi berat, dan eklamsia, pasien dengan perdarahan hebat setelah melahirkan dengan kelemahan kontraksi kandungan dan berbagai kondisi kegawatdaruratan obstetric. Tidak ada yang sempurna didunia ini oleh karena itu RSUD Ajibarang terus berbenah diri untuk selalu meningkatkan pelayanan sebagai RS PONEK untuk berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak di Indonesia khususnya di Kabupaten Banyumas.

By. Goens”GN”

Related Posts

Komentar