MENUJU INDONESIA BEBAS TB
INDONESIA DAN PERINGKAT TB KE DUA
Penyakit tuberkulosis sering juga disebut TBC oleh masyarakat awam adalah penyakit paru yang disebabkan oleh bakteri M. Tuberculosis. Hal yang masih menjadi perhatian hingga saat ini adalah Indonesia masih menempati posisi kedua setelah India dengan kasus sebanyak 845.000 per tahunnya, dengan kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam.
Pada tanggal 24 Maret tepatnya pada tahun 1882, dr. Robert Koch pertama kali menemukan bakteri TBC, yang kemudian diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia (HTS) atau World Tuberculosis Day. Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2022 mengangkat tema 'Invest to End TB. Save Lives.’ Tema ini diangkat untuk menyampaikan kebutuhan mendesak dalam menginvestasikan sumber daya untuk meningkatkan perang melawan TB dan mencapai komitmen dunia untuk bebas TB (End TB) pada tahun 2050.
Komitmen End TB dengan slogan Zero TB deaths, Zero TB disease, and Zero TB suffering yang ingin dicapai di tahun 2050 menjadi tantangan bagi Indonesia. Peringatan Hari TB ini sangat penting dalam konteks pandemi COVID-19 yang telah membahayakan kemajuan End TB, yang tampak dengan penurunan cakupan deteksi dan inisiasi pengobatan kasus TB di Indonesia selama durasi Pandemi.
Dalam rangka mendukung program End TB 2050 dan memperingati HTS 2022, Komite Medis RSUD Ajibarang Mengadakan Pertemuan Ilmiah untuk memperbarui keilmuan tentang penanganan TB. Pertemuan Ilmiah dibuka oleh dr. Igun Winarno Sp.An, sebagai ketua komite medis RSUD Ajibarang. Materi Ilmiah dibawakan oleh dokter spesialis paru dr. Inge Cahya Ramadhani, Sp.P dan diikuti oleh seluruh anggota komite medis, manajemen, dokter intersip dan tim penanganan TB RSUD Ajibarang.
Kuliah ilmiah berlangsung kurang lebih selama enam puluh menit. Pembahasan utama adalah tentang perkembangan penanganan TBC di Indonesia. Pada tahun 2050 Indonesia mempunyai visi “Indonesia Bebas TB 2050” dengan tujuan “Eliminasi TBC di Indonesia pada 2030.” Target Indikator keberhasilan eliminasi TBC 2030 Indonesia adalah menurunnya insidensi dan mortalitas kasus TBC sebanyak 90% dan 95%. Target Indikator ini didukung oleh pemerintah dengan peningkatan jumlah faskes yang dapat menangani kasus TB resisten obat dari 2 faskes pada tahun 2009 menjadi 309 faskes pada tahun 2021, serta peningkatan jumlah mesin TCM yang awalnya hanya berjumlah 8 unit pada tahun 2012 menjadi 1168 unit pada tahun 2021. Pengobatan tuberkulosis di Indonesia yang terbaru mengikuti Surat Edaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di Indonesia, yang merujuk pada rekomendasi WHO tahun 2020 di buku WHO operational handbook on tuberculosis – Module 3: rapid diagnostics for tuberculosis.
Toss TB
Temukan TB Obati Sampai Sembuh
by.gab & Al