LOMBA BHD DALAM 13 TAHUN RSUD AJIBARANG MENGABDI
Ajibarang, Januari merupakan bulan istimewa bagi civitas RSUD Ajibarang karena setiap tahun di bulan pertama ini RSUD Ajibarang merayakan hari ulang tahunnya. Tidak terkecuali tahun ini. Perayaan HUT yang mengangkat tema “13 Tahun RSUD Ajibarang Mengabdi” diisi dengan serangkaian acara meriah baik berupa lomba, bakti sosial maupun kegiatan ilmiah yang ditujukan kepada karyawan karyawati RSUD Ajibarang dan masyarakat sekitar. Salah satu rangkaian “13 Tahun RSUD Ajibarang Mengabdi” yang dilaksanakan hari Jumat 15 Januari 2020 ini adalah Lomba Bantuan Hidup Dasar dimana masing-masing unit di Bidang Pelayanan dan Keperawatan mengirimkan lima orang peserta.
Lomba yang dimotori oleh Tim BHD ini sempat menuai beberapa pertanyaan dari para karyawan. Mengapa harus BHD yang notabene harus “mengerahkan tenaga dan otak”? mengapa bukan kegiatan lain yang bisa dilaksanakan dengan santai dan bergembira?Sebenarnya ada beberapa hal penting yang melatarbelakangi lomba ini. Selain bertujuan untuk memeriahkan HUT juga sekaligus untuk merefresh kompetensi perawat dan dokter dalam melaksanakan pelayanan resusitasi dan kegawatdaruratan. Hal ini seiring dengan akan segera dilaksanakannya Survei Akreditasi SNARS 1.1 yang direncanakan pada bulan April mendatang. Membangun teamwork yang hebat juga menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi pelaksanaan lomba ini. Hal ini tampak dalam pembagian tim, dimana tim yang bertanding merupakan gabungan dari berbagai ruangan, tidak ada satu tim yang beranggotakan peserta dari ruang yang sama. Dan nantinya akan ada dua kategori juara yaitu juara tim dan juara ruangan yang merupakan akumulasi nilai masing-masing personal.
Pertandingan ini terbagi dalam dua babak yaitu tertulis dan megacode. Babak pertama peserta mengerjakan soal tertulis secara berkelompok untuk memperoleh enam kelompok dengan nilai terbaik. Keenam kelompok inilah yang kemudian maju ke babak megacode. Dalam megacode peserta dihadapkan pada pasien dengan henti jantung dengan berbagai variasi kasus. Peserta dituntut untuk berpikir cepat dalam melakukan analisa sekaligus berupaya menyelamatkan pasien.
Dari lomba ini kita dapat melihat, bahwa kerjasama tim merupakan hal yang sangat penting dalam upaya penyelamatan pasien. Di samping kemampuan untuk berpikir secara cepat dan tepat untuk menentukan tindakan apa yang harus segera dilakukan karena saat dihadapkan pada pasien henti jantung maka setiap keputusan yang diambil akan sangat mempengaruhi keberhasilan pasien untuk terjadi ROSC (Return of Sponteneus Circulation) dan efek jangka panjang pasca ROSC. Seolah berpacu dengan waktu, setiap detiknya akan sangat berharga. Meskipun kematian merupakan hal yang pasti, namun tugas kitalah untuk mengusahakan dengan segenap kemampuan dan kompetensi yang dimiliki.
Dan meskipun awalnya menuai kontroversi, ternyata peserta begitu antusias dan bersemangat menjalani babak demi babak. Kemeriahan acara sangat terasa dengan hadirnya supporter yang mendukung ruangannya masing-masing. Ucapan Alhamdulillah dilontarkan ketika pasien selamat dan sebaliknya penonton kompak mengucapkan “Innalillahi wa innailaihi rojiun” saat pasien gagal diselamatkan. Ternyata tidak selamanya kegiatan berbau keilmuan harus dihadapi dengan ketegangan ya gaes? Buktinya masing-masing tim pun berhasil menghibur penonton dengan gaya dan yel-yelnya masing-masing. Terlepas dar tim manapun yang nantinya menjadi juara, perjalanan kita masih panjang untuk memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Sukses selalu untuk semua tim, kalian hebaaat….!!!
yn
Galeri Foto