BELAJAR E-MEDICAL RECORD DAN E-KLAIM DI RUMAH SAKIT MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Teknologi informasi dan komunikasi saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. Perkembangan pengetahuan begitu cepat, sehingga jika tidak memanfaatkan berbagai hal untuk mengudapte perkembangan terbaru maka akan tertinggal.
Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record) Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di rumah sakit. Pada dasarnya rekam medis elektronik (e-medical record/EMR) adalah penggunaan metode elektronik untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta pengaksesan rekam medis pasien di rumah sakit yang telah tersimpan dalam suatu sistem manajemen basis data multimedia yang menghimpun berbagai sumber data medis. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain termasuk digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, laboratorium dll). Manfaat dari EMR, diantaranya : kemudahan penelusuran dan pengiriman informasi, bisa dikaitkan dengan informasi lain yang berasal dari luar rekam medik, penyimpanan lebih ringkas, data dapat ditampilkan dengan cepat sesuai kebutuhan, abstraksi, pelaporan lebih mudah bahkan otomatis, kualitas data dan standar dapat dikendalikan, dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak pendukung keputusan.
Adanya manfaat praktis dari EMR dan juga untuk meningkatkan pelayanan di RSUD Ajibarang, maka RSUD Ajibarang mempunyai inovasi untuk menerapkan sistem EMR tersebut. Oleh karena itu tim dari RSUD Ajibarang yang diketuai oleh dr.Baiq Arnani Vandari pada hari Selasa tanggal 26 Maret 2019, belajar tentang persiapan pelaksanaan e-medical recorddi Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto. Selain dari RSUD Ajibarang, ternyata ada beberapa rumah sakit yang belajar tentang hal yang sama. Suasana penyambutan dan pemberian materi berlangsung dengan nuansa keakraban dan kekeluargaan. Dilanjutkan dengan melihat langsung penerapannya dari mulai pendaftaran, rawat jalan, rawat inap dan bagian perencanaan.
Pada prinsipnya ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan EMR ini diantaranya : membangun mental semua lini yang terlibat, tidak takut memulai dan pantang menyerah. Selain itu juga harus didukung adanya persiapan infrastruktur (komputer, jaringan kabel maupun nir kabel, listrik, sistem pengamanan, konsultan, pelatihan dan lain-lain). Peran manajemen sangatlah penting karena menjadi motor penggerak semua lini. Dan pelaksanaan EMR ini dilakukan secara bertahap tetapi konsisten dan selalu dilakukan evaluasi sehingga akan terpantau perkembangan atau kendala yang muncul sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Sosialisasi terus menerus dan dilakukan pendampingan untuk pemberi pelayanan asuhan (PPA) yang belum optimal dalam pelaksanaannya. Dimana masing-masing PPA diberikan hak akses secara pribadi sesuai dengan kewenangannya. Menjadikan EMR sebagai bagian dari kebutuhan PPA merupakan bagian dari proses difusi inovasi. Di setiap generasi, akan selalu ada early adopters yang akan menjadi pionir dalam mengadopsi perkembangan terkini. Dia pulalah yang akan menjadi role model bagi sesama sejawat.
Penerapan EMR ini mendukung pelaksanaan e-klaim. Dengan adanya data pasien yang sudah lengkap maka akan memudahkan dalam mengakses data yang berhubungan dengan kegiatan klaim BPJS. Hal ini sejalan dengan kebijakan dari BPJS yaitu dengan implementasi simplifikasi dokumen klaim sehingga proses administrasi klaim BPJS Kesehatan dapat lebih efektif dan efisien. Dimana dengan simplifikasi dokumen klaim dapat menekan pengeluaran biaya di kedua belah pihak, sehingga nantinya tidak lagi memerlukan biaya untuk gudang penyimpanan, transportasi dan gudang arsip.(@rvanta)