KESIAPSIAGAAN RSUD AJIBARANG MENGHADAPI COVID-19
AJIBARANG, Masyarakat dunia begitu meragukan kemampuan Indonesia dalam menangani dan pencegahan penyakit Corona Virus, hal ini dikarenakan sampai akhir Pebruari 2020, Indonesia masih melaporkan kejadian yang nihil, masyarakatpun dalam kondisi tenang dan hanya mengikuti perkembangan berita di daerah sumber penyakit ini berasal, yaitu di daearh Wuhan negeri China.
Pada tanggal 2 Maret, Presiden Jokowi menyampaikan kejadian bahwa ada dua orang terpapar virus Corona di Indonesia, dua orang ini terinveksi dari warga negara Jepang.
Apa yang terjadi kemudian ? Kehebohan masyarakat Indonesia seolah-olah akan menjadi Wuhan, dengan aksi borong bahan makanan, pembelian masker secara masive, harga yang melonjak tinggi, penimbunan masker, berbagai informasi yang berseliweran, ada yang benar dan tidak sedikit yang berisi berita tidak benar, alias hoax.
Dalam mengantisipasi penyebaran yang semakin meluas, pemerintah telah bekerja keras dan mengerahkan segala kemampuan untuk mencegah penyebaran dan membuat masyarakat tenang, slogan “Tidak usah resah, tetapi tetap waspada…”didengungkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.
RSUD Ajibarang juga ikut menyiapkan diri untuk pengelolaan penyakit Corona, hari ini pemberian pemahaman kepada seluruh petugas telah dilakukan, baik kepada para dokter, perawat, petugas ambulance, dan penunjang lainnya.
dr Inge Cahya Ramadhani, Sp.P (Spesialis Paru) di RSUD Ajibarang telah memaparkan dengan jelas mengenai perkembangan virus corona, yang dimulai di kota Wuhan propinsi Hubei China, dengan diawali adanya 44 pasien pada tanggal 3 Januari 2020 mengalami kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya. Outbreak ini disinyalir berasal dari sebuah pasar di Wuhan, dan setelah itu dilakukan penutupan. Kondisi terus berkembang dan disimpulkan ini merupakan type baru coronavirus sebagai akibat transmisi hewan ke manusia. Virus ini kemudian terus menyebar secara cepat ke seluruh dunia. Pada saat ini dilaporkan terjadi 89.071 kasus, dengan kematian 3.039, dan kembali sembuh sebanyak 45.064. Tingkat kematian berkisar 2-3%, dan mengenai pada pasien usia tua dengan berbagai comorbid penyakit yang menyertainya, diantaranya diabet, hipertensi, gagal ginjal dan stroke. Sebenarnya bila dibandingkan dengan SARS dan Mers serta influenza tingkat kematiannya untuk sampai saat ini lebih rendah.
Bagaimana virus ini bisa menular, hal ini bisa terjadi melalui manusia ke manusia dengan cara, droplet batuk dan bersin, maka sebaiknya masyarakat menjaga etika batuk dengan baik, kontak personal, dengan menyentuh atau jabat tangan, menyentuh benda atau permukaan yang mengandung virus, maka sebaiknya masyarakat selalu melakukan cuci tangan dengan 6 langkah, laporan terakhir bisa melalui tinja.
Pasein seperti apa yang memerlukan pengawasan ? Pasien dengan suhu > 38 C, ada riwayat demam, batuk, pilek ,nyeri teggorokan, ada pneumonia berat dengan gambaran radiologis, dan memiliki minimal satau kondisi, riwayat perjalanan ke China, atau wilayah terjangkit dalam waktu 14 hari, petugas kesehatan yang sakit dengan gejala ISPA dan setelah merawat pasien ISPA yang tidak diketahui penyebabnya. ISPA ringan dengan riwayat kontak, bekerja atau mengunjungi fasilitas dengan pasien Coronavirus, riwayat kontak dengan hewan tertular, riwayat perjalanan ke Wuhan.
Bagaimana pencegahannya,? Dengan menjaga stamina yang baik, berperilaku hidup sehat, konsumsi makan bergizi, melakukan cuci tangan dengan 6 langkah menggunakan sabun, hindari menyentuh mata, hidung dan mulut, hindari kontak hewan terduga, limbah pasar, menggunakan alat pelindung diri seperlunya.
Kabid Pelayanan dr. Hermanto, juga memaparkan kesiapan RSUD Ajibarang dalam menerima pasien dengan kecurigaan Covid 19, baik secara struktur, SDM maupun sarana dan prasarana. Sedangkan Komite PPI dr. Riris Okta riva memaparkan penanganan Covid 19 dari sisi Pengendalian dan Pencegahan Infeksi. Akhirnya mari kita berdoa bersama, semoga Tuhan selalu melindungi kita semua. (goens-gn)
Link video : https://youtu.be/iC_zScSqtZs
Galeria foto :