"Berkobarnya Semangat Si Gunung Berapi" di CB Gelombang 6

"Berkobarnya Semangat Si Gunung Berapi" di CB Gelombang 6

AJIBARANG. Guyuran hujan di penghujung Mei 2019 mengiringi keberangkatan peserta outbond  gelombang VI menuju White House Kebun Raya Baturraden. Kelompok terakhir dalam rangkaian Capacity Building “Sepi Ing pamrih Rame Ing Gawe” ini terdiri dari 65 peserta dari berbagai bagian dimana 16 orang di antaranya merupakan CPNS baru dan 1 orang karyawan baru mutasi dari RSUP M. Jamil Padang.

Acara pemberangkatan kali ini serasa kurang tanpa kehadiran Ibu Direktur dr Dani Esti Novia yang saat itu sedang melaksanakan assesmen di Solo dalam rangka seleksi sebagai direktur RSUD Banyumas. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat panitia dan teman-teman peserta untuk mengikuti kegiatan Outbond terakhir ini. Dan tentu saja, sesuai komitmen Tim Zero selalu ada hal berbeda dalam setiap gelombang Capacity Building.

Setelah sholat ashar berjamaah, peserta memasuki ruang aula yang telah disetting sedemikian rupa oleh panitia. Episode CB kali ini terasa sangat istimewa, karena kegiatan sore yang biasanya diisi dengan ice breaking dan perkenalan , kali ini diisi dengan pemberian materi “Zero to Hero” oleh Master Zero Igun. Materi ini diantaranya berisi tentang bagaimana persepsi kita terhadap segala hal yang terjadi di sekeliling kita, bahwa sesungguhnya hal-hal yang terjadi termasuk masalah atau kritikan yang diterima bersifat netral sampai pikiran kita mempersepsikannya sebagai hal positif atau negative. Dalam sesi ini, peserta juga diingatkan kembali bahwa kita sebagai manusia sejatinya sangatlah kecil dan tidak ada seujung kuku pun bila dibandingkan dengan Sang Maha Besar Allah SWT. Sesuai konsep 1/0, apabila kita menempatkan Allah (1) di atas segalanya, maka yang kita peroleh akan tak terbatas, sebaliknya bila kita menempatkan diri kita di atas ( 0/1 ) maka nol (zero) lah yang akan kita dapatkan.

Selanjutnya peserta mengikuti briefing dengan fasilitator. Ada hal yang tak lazim dalam briefing kali ini. Kalau biasanya setiap kelompok diampu oleh satu orang bingklok, maka edisi kali ini seluruh tim menjadi fasilitator dan ikut memberikan briefing. Hal ini sesuai dengan arahan Master Zero, dimana gelombang terakhir ini merupakan kesempatan tim Zero untuk melakukan self application sebagai wujud aktualisasi diri dan nantinya diharapkan Tim Zero akan mencapai kepuasan dan kabahagiaan sesuai yel-yel Zero. Meskipun pada awalnya peserta terkesan kalem dan anteng, namun ternyata karakter asli yang rame dan gokil muncul dalam yel-yel masing-masing kelompok. Dan lebih seru lagi karena kelompok mendapatkan tugas untuk membuat performance yang akan ditampilkan saat acara malam.

Malam pun datang, sesuai rencana peserta digiring menuju parkir mobil yang telah dikosongkan sebelumnya. Disambut oleh tumpukan kayu bakar, peserta segera berkumpul dengan kelompoknya masing-masing dan mengikuti permainan-permainan yang telah disiapkan. Diawali dengan Adu yel-yel, kesunyian di tengah Kebun Raya pun seakan-akan sirna untuk sejenak. Gemuruh suara nyanyian, tepukan dan hentakan kaki peserta seakan-akan gunung berapi yang sedang aktif mengeluarkan lahar. Pemilihan nama  kelompok yang kali ini diambil dari nama-nama gunung berapi di Indonesia rupanya mampu tergambar dengan sangat elok dalam yel-yel yang mereka susun.

Kemeriahan suasana malam semakin berkobar saat api unggun mulai menyala, hawa dingin pegunungan dalam sekejap hilang oleh hangatnya api unggun. Masih dalam suasana perkenalan, peserta dan panitia diminta berpindah tempat dan dengan segera menghafalkan nama dan ruangan peserta yang berdiri di kanan dan kirinya. Hal ini menggambarkan suasana rotasi yang biasa terjadi di lingkungan kerja kita, ketika dirotasi maka seoarng karyawan harus mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru.

Sayangnya, saat tiba waktunya kelompok menampilkan performance yang telah disiapkan pada sore hari, hujan kembali turun dengan derasnya sehingga api unggun tidak mungkin lagi diteruskan. Sebagai gantinya, peserta berkumpul di bawah atap parkiran sambil menikmati wedang jahe dan kopi serta cemilan sambil mendengarkan merdunya sahabat Ita HUsni yang berkaraoke lagu dangdut. Dan ternyata dari peserta pun ikut berkaraoke dan berjoget bersama. Karena hujan tak kunjung reda, acara dialihkan kembali di Aula dengan game-game seru yang menuntut kekompakan, kecepatan, ketepatan, dan leadership. Game benar salah yang meskipun dimainkan juga di gelombang sebelumnya tetap seru dimainkan di gelombang 6 ini. Kegiatan malam berakhir dengan suasana haru dalam Zero Mind Proses oleh Sahabat Igun, Gusmanto dan Adrian. Emosi peserta sontak mengharu biru ketika mereka diingatkan pada kembali pada sosok seorang ibu, tentang hakekat untuk apa manusia hidup yang pada akhirnya kita diajak untuk ridho pada apapun yang Allah kehendaki agar Allah ridho kepada kita.

Keesokan harinya, Happy Fun Game (HFG) memainkan 4 permainan yaitu Holahop, Paralon Air, Meniup Bola pingpong dan menara air. Game-game ini menggambarkan kekompakan, kerjasama tim, keceriaan dan pengorbanan dalam mencapai tujuan. Kelompok Slamet, Sindoro dan galunggung ternyata memiliki stategi yang berbeda dari gelombang-gelombang sebelumnya dalam game paralon air. Hasil yang diperoleh pun lumayan banyak, dan akan lebih banyak lagi bila baju mereka diperas karena nyaris semua anggota tim basah kuyup dalam permainan ini. Sebagai apresiasi atas pengorbanan peserta, kali ini tim Zero kembali menghadirkan mendoan tempe, dage dan pisang goreng. Dan rupanya, menu istimewa kali ini semakin lengkap dengan kahadiran milo hangat dan susu murni “Mba Cici” yang semakin sedap ketika dicampur kopi.

Selesai HFG, peserta kembali menuju tiga pos untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya. Pos Self Application, Self Performance dan Teamwork dilalui dengan baik oleh Tim Slamet, Galunggung, Sindoro, Merbabu, semeru dan Gunung agung. Keseruan, keceriaan dan semangat teman-teman benar-benar luar biasa dan tampak di pos terakhir dimana suara mereka nyaris hilang karena saking semangatnya meneriakkan yel-yel di sepanjang acara. Meski demikian, mereka mengaku senang mengikuti setiap sesi yang dilewati.

Acara penutupan pun tiba. Ibu Direktur yang menyempatkan hadir sepulangnya dari solo menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh peserta dan panitia. Dalam sambutannya, Bu Dir menyampaikan rasa syukur karena dalam gelombang enam ini beberapa hambatan yang terjadi di gelombang 1 – 5 dapat diminimalkan di Gelombang ini. “Kegiatan ini sudah dilalui dengan baik, teman-teman sudah mendapatkan materi yang Insya Allah bermanfaat, namun jangan hanya berhenti sampai disini, semoga nanti teman-teman dapat mengimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari sepulangnya dari sini”, imbuh beliau. Setelah pemberian hadiah untuk kelompok terbaik dan beberapa doorprize, dr Dani secara resmi telah menutup kegiatan Capacity Building.

Demikianlah, selangkah demi selangkah, tahap demi tahap akhirnya dapat terlalui dengan baik. Bukan hal yang mudah bagi Tim untuk menghandle acara besar ini mengingat Tim Zero berperan sebagai EO, panitia, fasilitator, sekaligus sebagai pemateri dalam rangkaian CB  ini.  Jujur, awalnya kami pun merasa ini akan berat dan sulit terlewati, sempat pesimis namun tim yang solid saling mendukung dan menyemangati ternyata merupakan kekuatan tersendiri dan mampu meniupkan angin segar ketika dada mulai sesak. Selalu kami panjatkan doa, semoga hati kami selalu diluruskan dalam menjalankan amanat yang diberikan dan semoga lelah kami menjadi Lillah, sungguh bukan materi dan pujian yang kami harapkan, melainkan ridhoNya. Aamiin…

Tim Zero...Jangan Lupa bahagiaaa.....!!!!

(Yn for Tim Zero)

Galeri Foto

Related Posts

Komentar