JADIKAN HABIT UNTUK MENJADIKAN PAHAM PPI MULAI DARI DIRI SENDIRI || PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

JADIKAN HABIT UNTUK MENJADIKAN PAHAM PPI MULAI DARI DIRI SENDIRI || PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

AJIBARANG – Waktu terus berjalan, sejak adanya Pandemi Covid di tahun 2020 kemarin, Pandemi Covid telah memberikan dampak negative maupun positif untuk kita semua. Pandemi Covid-19 telah menjadikan kita untuk awalnya terpaksa, sekarang sudah menjadi terbiasa dalam pencegahan  dan pengendalian infeksi. Salah satunya dengan membiasakan 3 M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

Kebiasaan PPI ini yang menjadikan kita untuk terbiasa tentang pencegahan infeksi. Komite PPI bekerja sama dengan Bagian Diklat dan PSDM RSUD Ajibarang kembali mengadakan pertemuan tatap muka mengenai “IHT PPI Update selama masa Pandemi Covid-19”. IHT gelombang I dilaksanakan pada hari Sabtu,  tanggal 20 November 2021.

Kegiatan IHT ini bertujuan untuk Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pegawai dalam konsep PPI, struktur organisasi profesi, menjelaskan mengenai peran manajemen dan ipcn dalam penegahan PPI, pengelolaan pasien infeksius sesusi dengan standar, serta menyusun ICRA di masing-masing Ruangan. Pada Gelombang ke-1 ini dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri dari Bidang Pelayanan dan Keperawatan sesuai dengan undangan yang sudah dibagikan.

Di awal acara ini dimulai dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dengan sikap sempurna. Dewi Widyasmara, S.Kep., selaku Pembawa Acara diawal menjelaskan mengenai safety breafing Ruang Pertemuan Diklat dan PSDM lantai 2.

“tujuannya supaya kegiatan yang kita lakukan berjalan lancer dan tidak terjadi keaadaan yang tidak di inginkan.” Tambahnya.

Kegiatan kali ini di buka dengan sambutan dari Ibu Direktur RSUD Ajibarang, dr. Widyana Grehastuti, Sp.OG.,M.Si.Med. beliau menjelaskan bahwa PPI adalah usaha pencegahan dan pengendalian infeksi, Di Rumah Sakit pasti ada  sumber infeksi, maka kita perlu mengetahui bagaimana cara pengendalian mengenai infeksi ini.

 “Dulu pada saat awal-awal melaksanakan PPI ini, kita harus di awasi setiap tindakan. Masa pandemi ini menjadi terpaksa untuk terbiasa cuci tangan untuk mencegah transmisi. Dalam PPI ada peraturan atau pencegahan tentang bundels, kebijakan ppi. Tujuan pelatihan PPi ini merefres kembali untuk kegiatan sesuai standard” Tambah Bu direktur

 

Dokter Igun Sp.An selaku kepala diklat dan PSDM, membarikan pengantar mengenai pelatihan PPi ini yaitu Untuk  ikut IHT ini mari diikuti dengan ikhlas berniat untuk mengikuti acara sampai selesai. Sebagai peserta datang dengan cara yg ikhlas untuk merubah pola perilaku kita yang awalnya di paksa supaya mengikuti acara ini lalu di biasakan dengan ikhlas.

 “Kompetensi kita harus bertambah dan berfikir lebih luas. Pola perilaku kita di rubah. Jika jika melakukan kegiatan secara kaidah PPI maka akan memperpendek LOS pasien yang di rawat dan tidak terjadi infeksi maka biaya perwatan bisa di tekan.”pungkasnya

 Berlanjut pada acara berikutnya, yaitu lanjut pada materi yang pertama yaitu mengenai Organisasi PPI dan Program PPI oleh Ibu Direktur. Beliau menjelaskan Bahwa PPI ini secara Struktur Organisasi PPI di RS Ajibarang terdiri dari Komite dan TIM. Untuk Komite PPI ini secara struktural di bawah Direktur, dan di ketuai oleh Dokter yang minat mengenai PPI.

 “Secara Peraturan Menteri Kesehatan, IPCN yang ada Di RS harus ada perbandingan 100 : 2. Alhamdulilah Di Rumah Sakit Kita sudah ada 2 IPCN yaitu Fajar Rubiyanti, S.Kep.,Ns dan Soni Handoyo, S.Kep.,Ns. Yang membantu Manajemen untuk menjaga kebiasaan teman teman apakah sudah sesuai standard atau belum.” Pungkas Ibu Direktur.

 

Waktu terus berjalan, lanjut pada materi yang ke-2 yaitu mengenai Infection Control Risk Assesment (ICRA) yang di sampaikan oleh Dr.dr.I.Edward KSL, MM.,M.H.Kes.,M.Si.Med.,Sp.PK (K). Beliau menjelaskan bahwa ICRA adalah proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan infeksi, pendokumentasian bahwa dengan mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas dan dan programnya.

 “skema langkah-langkah ICRA terdiri dari identifikasi resiko, analisis resiko,  control resiko dan monitoring resiko. Maka jika ada permasalahan yang ada, maka kita halus di buat grading mengenai perkiraan resiko, derajat keparahan dan frekuensi terjadinya masalah. Kemudian dibuat penilaian apakah nanti masuk dalam tingkat resiko yang mana.” Tambahnya yang juga sebagai Dokter Patologi Klinik RSUD Ajibarang.

Siti Maratus Solikhah, A.Md.Keb. menjelaskan bahwa Kita harus mengenal mengenai kewaspadaan Isolasi, bagaimana kita bisa menempatkan pasien supaya sesuai dengan media transmisinya.

 “Media penularan terdiri dari droplet, kontak, airborn. Kita harus mengetahuinya supaya pasien tidak mendapatkan penyakit tambahan selama di rawat.” Tambah Aah yang juga sebagai Bidan RSUD Ajibarang

 

Berlanjut dengan materi berikutnya yaitu menganai pengendalian lingkungan dan penempatan pasien yang disampaikan oleh Gunawan, S.Kep.,Ns. Beliau menjelaskan megenai penempatan pasien itu harus di perhatikan berdasarkan penularannya seperti berdasarkan kontak, airborn, droplet.

 “Dalam pengendalian lingkungan maka perlu di perhatikan sirkulasi udaranya dan penempatan pasien, serta dalam pembersihan juga harus ada ilmunya. Yaitu dengan pembersihan dari bagian yang bersih ke bagian terkontaminasi”. Pungkasnya.

Materi berikutnya mengenai audit PPI dan bundle Hais oleh Esti Dwi Anani, M.Kep., kita harus berusaha patuh dan membiasakan dalam kepatuhan cuci tangan serta bundle hail yang lain. Dari Soni Handoyo. S.Kep.,Ns juga menambahkan bahwa dalam penggunaan APD, kita harus mengetahui Jenis APD Apa saja dan kegunaannya.

 

Penggunaan APD juga sangat penting dalam pelayanan Gizi dan  jenazah, CSSD, IPAL dan Laundry sesuai yang disampaikan oleh Bapak Hendra Susanto, SST.KL dan Suyatno, AMK. Dalam kebiasaan sehari-hari, dalam penyiapan makanan, pemilahan sampah atau limbah dan penanganan laundry. Harapannya penularan infeksi di Rumah sakit dapat di cegah sedini mungkin.

 

_Gude_

 

GALERIA FOTO KEGIATAN

 

 

Related Posts

Komentar