Pelatihan Kegawadaruratan Maternal
Ajibarang,- Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan perempuan dan masuk dalam Indikator Pembangunan Kesehatan Nasional. Masih tingginya AKI di Indonesia menjadi permasalahan kompleks yang tidak hanya terkait dengan tingkat kesehatan namun juga menjadi permasalahan sosial di Indonesia. Upaya penurunan angka kematian Ibu dan Bayi menjadi salah satu fokus dalam penyusunan arah kebijakan dan program kesehatan baik di Tingkat Pusat maupun di Tingkat Daerah.
Upaya penurunan AKI tidak cukup hanya dengan pemenuhan dan pemerataan fasilitas kesehatan dan jumlah tenaga kesehatan di Indonesia , namun juga diperlukan monitoring dan evaluasi pelaksanaaan pelayanan, penelaahan terhadap kasus-kasus kematian melalui Kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP) sebagai media pembelajaran namun juga harus selalu dilakukan terobosan-terobosan untuk meningkatkan pengetahuan ,kompetensi dan kewaspadaan tenaga kesehatan. Kemampuan seorang tenaga kesehatan dalam melakukan deteksi dini potensi kegawat daruratan sangat berpengaruh terhadap perencanaan, kecepatan respon emergency dan ketepatan penatalaksanaan yang bermuara pada outcome pasca penatalaksanaan.
Pelatihan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal menjadi kegiatan yang efektif dalam penguatan pelayanan kesehatan Ibu dan anak berbasis wilayah. Kegiatan tersebut dapat dilaksananakan baik di tingkat kabupaten/ kota, tingkat provisi, profesi kesehatan maupun internal dalam instansi pelayanan kesehatan. RSUD Ajibarang secara aktif dan berkelanjutan terus berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal salah satunya dengan peningkatan kualitas SDM dalam deteksi dini, monitoring dan penatalaksanaan kegawat daruratan maternal.
Pelatihan Internal Kegawatdaruratan Maternal yang dilaksanakan pada tanggal 17 dan 18 Maret 2021 di RSUD AJibarang dilaksanakan sebagai salah satu respon cepat dalam upgrade pengetahuan, kewaspadaan dan kompetensi dokter umum, bidan dan perawat yang memberikan pelayanan terhadap kasus-kasus maternal di unit pelayanan IGD, Kamar Bersalin, Instalasi Bedah Sentral, Intensive Care Unit serta Ruang rawat Maternal. Tingginya kasus kematian ibu karena Eklampsia, Perdarahan , Infeksi serta Gangguan Sistem Peredaran darah menjadi fokus utama dalam pelatihan tersebut.
Pelatihan yang dilaksanakan selama 2 hari dengan fokus pelatihan di hari ke I untuk peningkatan pemahaman dan pengatahuan secara teoritis terhadap kasus-kasus Eklampsia, Perdarahan, Syok Hypovolemik serta Monitoring yang harus dilakukan pada pasien pasca tindakan/ pasca persalinan. Pembekalan materi-materi tersebut disampaikan secara lengkap oleh para narasumber yaitu dr. Hesa Kusuma Admardiarto SP. OG, dr. Muhammad Zul Azis SP. OG, dr. Rico Fitri Wibowo SP. OG dan dr. Zaenal Arifin SP. An. Pengetahuan secara teoritis tentu saja tidak akan cukup untuk menjamin peserta benar-benar memahami dan mampu menangani kasus-kasus kegawatdaruratan maternal, maka perlu dilakukan pembelajaran secara praktik yang dilaksanakan pada hari ke II pelatihan.
Pembelajaran dengan praktik/ skill lab pada hari ke II dibagi menjadi III stase. Pada stase I yang dipandu oleh dr. Hesa Kusuma Admardiarto SP. OG, peserta diberikan gambaran secara skill lab untuk penaganan eklampsia dimulai dari penegakan diagnose, tatalaksana serta monitoring pada pasien pre eklampsia/eklampsia dan mempraktekkan secara tim untuk mengetahui sejauh mana peserta mampu memahami tatalaksanan sesuai algoritma dan merespon terhadap kegawatan eklampsia dalam tim.
Pada stase II , dr. Muhammad Zul Azis SP. OG, memberikan gambaran tatalaksana perdarahan post partum dengan fokus pada kasus atonia uteri yang merupakan kasus perdarahan yang sering terjadi dan perlu respon cepat dalam penatalaksanaannya. Peserta akan mempraktekkan bagaimana penatalaksanaan atonia uteri sesuai algoritma dan bagaimana pembagian tugas dalam tim jaga PONEK di unit pelayanan maternal. Pada stase III , peserta belajar dan mempraktekkan bagaimana mengenali tanda syok hypovolemik, penatalaksanaan serta monitoring pasca syok yang dibimbing oleh dr. Zaenal Arifin Sp. An.
Kegiatan Pelatihan Kegawatdaruratan yang dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan terbaru dan terstandar diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan kewaspadaan dini terhadap potensi kegawatan, meningkatkan kerjasama dan komunikasi dalam tim jaga dan tim emergency, memantapkan kompetensi tenaga kesehatan terkait dalam penatalaksanaan kegawat daruratan maternal, mampu mempertahankan ritme dan kualitas pelayanan maternal yang bemuara pada penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia.
~QQ~