SOSIALISASI POKJA PAB (PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH) SESUAI SNARS 1.1 SAAT APEL PAGI

SOSIALISASI POKJA PAB (PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH) SESUAI SNARS 1.1 SAAT APEL PAGI

AJIBARANG – Pada hari Jumat, 6 Maret 2020, Apel pagi di pimpin oleh dr. Baiq Arnany Vandari. Selaku Kabid Penunjang. Beliau menyampaikan amanat apel tentang ucapan terima kasih atas kedisiplinan dalam apel pagi serta menjelaskan mengenai sosialisasi mengenai Virus Corona terhadak tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit pada hari Kamis kemarin. Kemudian dilanjutkan sosialisasi tentang keakreditasian.

Sosialisasi pada hari ini diisi oleh Pokja PAB (PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH)  yang disampaikan oleh Edi Wibowo, AMK. Beliau Menjelaskan bahwa  Tindakan anestesi, sedasi, dan intervensi bedah merupakan proses yang kompleks dan sering dilaksanakan di rumah sakit. Hal tersebut memerlukan asesmen pasien yang lengkap dan menyeluruh, perencanaan asuhan yang terintegrasi, pemantauan yang terus menerus, transfer ke ruang perawatan berdasar atas kriteria tertentu, rehabilitasi, transfer ke ruangan perawatan dan pemulangan.

Pasien yg masuk akan pre operasi maka ada asesmen pra bedah, maka setelah diperiksa maka akan muncul diagnosanya, Lalu di lakukan inform consent untuk dilakukan operasi ke pasien dan keluarga. Jika keluarga setuju operasi maka di konsulkan ke dokter  Anestesi untuk dilakukan asesmen anestesi dan ditentukan ASA dan tindakan anestesi. Lalu dilakukan edukasi pra anestesi mengenai tindakan, resiko, dan alternatif nya tindakan.

Jika sudah lengkap maka dilakukan pemrograman jadwal operasi untuk menilai mutu pelayanan di IBS dan jika muncul jamnya irisnya maka di perhatikan waktunya untuk mendukung tertibnya IAK. Setelah di kirim ke IBS maka dilakukan TIH operasi. Yg diperhatikan menganai IKOTIJ sesuai SKP Supaya keselamatan pasien terjaga. Lalu di cek indentitas pasien, profilaksis, berkas pendukung, informed consent dan hal-hal lain yg perlu diperhatikan selama mengantar operasi. Selama durante operasi di tulis obat yg masuk, kasa, darah yg keluar, cairan yang masuk. Lalu Dokter menulis laporan operasi dan menuliskan terapi selama 24 jam ke depan. Setelah operasi maka dilakukan monitor di RR oleh anestesi. Jika stabil, maka di dikirim ke ruangan asal atau ke ICU.

“Sesuai snars 1.1, pasien yang terpasang implan, seperti pen, hernia-mesh, DJ stand, maka bukti akan dipasang di laporan operasi serta ada lembar monitoring pemasangan inplant.” Tutur Edi Wibowo

Diakhir sosialisasinya, ia berpesan semoga yang disampaikan dapat bermanfaat untuk kita semua dan kita dapat memberikan pelayanan pada pasien dengan tetap paripurna. (ibo/gude)

Related Posts

Komentar