Laporan Kegiatan : PMKP  INDIKATOR MUTU RSUD AJIBARANG UNTUK MENJADI RUMAH SAKIT YANG UNGGUL DENGAN PELAYANAN YANG PROFESIONAL

Laporan Kegiatan : PMKP INDIKATOR MUTU RSUD AJIBARANG UNTUK MENJADI RUMAH SAKIT YANG UNGGUL DENGAN PELAYANAN YANG PROFESIONAL

Ajibarang, -Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSUD Ajibarang telah rutin dilakukan, hal ini juga mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang ada dan bertujuan untuk mewujudkan sebuah pelayanan yang professional sehingga RSUD Ajibarang bisa menjadi sebuah rumah sakit yang diunggulkan.

Program ini diawali dengan melakukan evaluasi pada program sebelumnya, menetukan indicator mutu yang baru yang dititik beratkan kepada jumlah kejadian, bagaimana efek yang terjadi bila indicator ini tercapai atau tidak terapai, seberapa besar pengaruhnya terhadap pelayanan dan kemungkinan resiko yang ditimbulkan bila sebuah pelayanan tidak dilakukan dengan baik, baik resiko terhadap pasien maupun resiko terhadap permasalahan hukum. Masalah pembeayaan juga menjadika pertimbangan dalam penentuan sebuah indicator di RSUD Ajibarang.

RSUD Ajibarang untuk periode Mei-Juli 2019, menyampaikan tentang Indikator Mutu nasional yang meliputi 11 indikator, pada Indikator Mutu Rumah sakit Area Klinis menitik beratkan prioritas pada pelayanan Sectio Caesaria (SC) yang dilakukan di rumah sakit, indicator yang lain diantaranya Indikator Mutu Prioritas Unit (IMPU) dan Indikator Keselamatan Pasien (IKP)

  1. IAK 1. Respon Time Pasien Obstetri

Hasil Kegiatan indikator ini memenuhi capaian 100%, dimana semua pasien obstertri yang dating ke RSUD Ajibarang, lang sung di responoleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan interval waktu kurang dari 5 menit. Tercapainya taget respon time ini diharapkan kepuasan pasien, mutu kualitas layanan dan keselamatan pasien untuk kasus kegawatan obstetric dapat terwujud.

  1. IAK 2. Tidak Dilakukan Penandaan Lokasi Operasi SC

Penandaan lokasi oeprasi merupakan sebuah kewajiban, karena menunjukkan kewaspadaan akan kelalaian salah posisi, lokasi ataupun orang yang akan dilakukan tindakan. RSUD Ajibarang pada indicator ini juga sudah 100% terpenuhi. Waaupun pada bulan Mei capainnya penandaan operasie pasien SC hanya 13 %, tetapi pada bulan berikut sudah 100%. Kegiatan ini juga sebagai akibat sosialisasi secara rutin di pertemuan pagi ruangan maupun salaing mengingatkan diantara petugas kamar operasi, kondisi ini bisaa menjadikan salah satu jaminan keselamatan pasien. 

  1. IAK 3. Ketidak Lengkapan Asesmen Pre Anestesi SC

Hasil kegiatan

Grafik.  Ketidaklengkapan asesmen pre anestesi SC periode bulan Mei s/d Juli Tahun 2019

Indikator ini belum tercapai sepenuhnya, artinya belum semua pasien SC dialkukan asesmen pre anestesi, kondisi ini ternyata disebabkan dokter anestesi tidak melakukan visite diruangan dikarenakan sudah berada dikamar operasi, atapun kedaan pasien cyto yang dilakukan asesmen didalam kamar operasi. Untuk mencapai target semua pasien yang akan dilakukan tindakan SC dialkukan asesmen oleh dokter anestesi bisa dengan cara, semua pasien pasien dilakukan asesmen pada H-1, pada pasien elektif, atau pasien cyto dialkukan asesmen saat di kamar operasi. 

  1. IAK 4. IDO pada pasien SC

IDO pada pasien SC yaitu terjadinya infeksi pada daerah operasi yang terjadi minimal 3 x 24 jam pasca operasi sampai dengan 30 hari atau satu tahun jika dipasang implant. Target IDO pada pasien SC adalah 0%, pada Bulan Mei dan Juli angka IDO telah sesuai standar. Pada Bulan Juni nilai capaiannya yaitu 1,28% menunjukkan masih ditemukannya angka IDO pasien SC. Kejadian IDO dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko diantaranya faktor alat, faktor SDM, dan faktor pasien.  Untuk mempertahankan tidak terjadinya IDO pada pasien SC, perlu dilakukan upaya untuk mengendalikan faktor resiko tersebut diantaranya; mempertahankan kualitas kesterilan alat operasi, lingkungan operasi, kepatuhan handhygien petugas, mempertahankan prinsip steril dalam pelaksanaan operasi, dan adanya perawatan luka post operasi. 

  1. IAK 5. Keterlambatan dimulainya operasi SC (elektif >30 menit dari jadwal)

Hasil kegiatan

Grafik . Keterlambatan dimulainya operasi SC periode bulan Mei s/d Juli Tahun 2019 

Pada Bulan Mei s/d Juli angka keterlambatan dimulainya operasi SC telah mencapai standar yaitu ≤ 20 %, hal ini mergambarkan ketepatan penanganan pelayanan bedah sesuai jadwal. 

  1. IAK 6. Pengkajian Pra Bedah Yang Dilakukan Pada Pasien yang Akan Dilakukan Operasi

Hasil kegiatan

Grafik. Pengkajian Pra Bedah Yang Dilakukan Pada Pasien yang Akan Dilakukan Operasi periode bulan Mei s/d Juli Tahun 2019

Pengkajian pra bedah  mengggambarkan pemeriksaan dan perencanaan sebelum tindakan pembedahan dialkukan dan merupakan usaha untuk menentukan kebutuhan  pasien dan kebutuhan staf medis dalam melakukan  tindakan pembedahan. Capaian pengkajian prabedah pada Bulan Maret adalah 97,87% dan meningkat pada Bulan Juni dan Juni telah mencapai target yaitu 100%. 

  1. IAK 7. Kejadian Tidak Dilakukan IMD pada pasien Bayi Baru Lahir

Hasil kegiatan

Grafik.  Kejadian tidak dilakukan IMD pada pasien bayi baru lahir periode bulan Mei s/d JuliTahun 2019 

Kejadian tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru lahir pada Bulan Mei s/d Juli 2019 belum mencapai target, yang seharusnya semua bayi lahir dilakukan IMD. Hal ini dikarenakan pada bayi baru lahir yang mengalami asfiksia atau memerlukan tindakan resusitasi bayi maka tidak dapat dilakukan IMD. 

  1. IAK 8. Jam Visit Dokter

Hasil kegiatan

Grafik.  Jam Visite Dokter periode bulan Mei s/d Juli Tahun 2019

Kepatuhan jam visit dokter spesialis yaitu kunjungan dokter spesialis untuk melihat perkembangan pasien yang menjadi tanggung jawabnya setiap hari sebelum jam 14.00. Pada Bulan Mei s/d Juli 2019 ketepatan jam visit dokter spesialis telah mencapai target yaitu lebih dari 80%, hal ini menunjukkan kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu pemberian pelayanan. 

  1. IAK 9. Pertolongan Persalinan dengan SC

Hasil kegiatan 

Grafik . Pertolongan persalinan dengan SC Periode bulan Mei s/d JuliTahun 2019

Pertolongan persalinan dengan SC pada Bulan Mei s/d Juli masih belum mencapai target ≤ 20%, namun persentasenya telah menurun. Hal ini dimungkinkan karena RSUD Ajibarang merupakan RS PONED sehingga menjadi RS rujukan untuk kasus obstetry, dan banyak menerima kasus kehamilan dengan indikasi SC.  (Tim PMKP)

*MASA KINI ADALAH ARENA UNTUK LEBIH BAIK KEDEPAN*

Related Posts

Komentar