SOSIALISASI POKJA AKREDITASI APK SAAT APEL PAGI
AJIBARANG – Sudah Menjadi kebiasaan di RSUD Ajibarang bahwa sebelum memulai kegiatan, dilakukan Apel Pagi bersama sebagai wujud disiplin pegawai di pagi hari. Pada hari Kamis tanggal 01 Agustus 2019, apel pagi di pimpin oleh Pak Ardhana, SSTP., selaku Kasubag Bina Program dan Mutu. Pada Apel pagi ini sudah dimulai sebagian sosialisasi mengenai keakreditasian untuk merefres kembali semua karyawan RSUD Ajibarang. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari arahan Direktur RSUD Ajibarang bahwa setiap apel dilakukan sosialisasi keakreditasian. Sosialisasi pada hari ini dimulai perdana oleh Pokja APK (AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN) yang disampaikan oleh ibu Deny Achiriyati, S.Kep.,Ns.
Deny Achiriyati, S.Kep.,Ns., selaku Penanggung jawab Dokumen APK Menjelaskan bahwa ketua Pokja APK adalah ibu Esti Dwi Anani, S.Kep.,Ns., M.Kep.,. dan Pokja APK sebagian besar menjelaskan mengenai skrining pasien masuk ke RS baik melalui IGD maupun melalui Poli klinik, system transfer pasien intra hospital dan ekstra hospital, pemulangan pasien/ discharge planning,dan transportasi
“Pada skrining pasien yang perlu diketahui oleh kita adalah yang pertama jika melalui IGD, maka kita skrining apakah pasien tersebut membutuhkan peralatan yang di inginkan dalam pelayanan missal jika ada telpon rujukan maka di skrining alat alat yang dibutuhkan pasien. Jika masuk lewat poli maka di skrining pasiennya dengan 4 kategori yaitu pertama jika pasien rawat jalan ada yang kegawatan maka disarankan masuk lewat IGD, kedua untuk pasien yang batuk lebih dari 3 minggu untuk diutamakan dalam antrian untuk mengurangi penyebaran infeksi, ketiga di skrining pemilahan poli berdasarkan keluhan pasien, keempat kebutuhan pasien misalkan hanya membutuhkan pemeriksaan penunjang yang sudah dapat pengantar pemeriksaan maka diarahkan langsung ke ruang pemeriksaan penunjang ”, tuturnya.
Beliau juga mengatakan bahwa saat transfer pasien intrahospital atau ekstrahospital diutamakan pasien harus stabil dahulu sesuai dengan protap yang ada. Setiap pasien yang masuk ke rs saat pertama kali dating maka harus langsung dikaji mengenai kebutuhan perawatan dirumah/ discharge planning maksimal 48 jam yang form nya sudah ada di asesmen awal keperawatan rawat inap. Diharapkan pasien saat nanti diperbolehkan pulang sudah dipersiapkan perawatan dirumahnya seperti perawatan luka, kebutuhan fisioterapi dan sebagainya.
Pasien yang mengalami hambatan juga disediakan aksesnya seperti hambatan bahasa maka RS sudah menyediakan penterjemah yaitu bahasa Sunda, Inggris dan Mandarin karena sebagian ada pasien dari Daerah Salem dan Bantarkawung Brebes yang mayoritas bahasa Sunda. Dari segi transportasi yang berhubungan yaitu tersedianya ambulan yang memadai, peralatan kegawatan yang tersedia, SPO menggunakan ambulan juga sudah ada serta pengemudinya harus mempunyai SIM yang masih berlaku. Rumah sakit juga menyediakan MoU Kerjasama dengan Rumah sakit Sekitar untuk pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan Laboratorium patologi anatomi dan klinik, serta pemeriksaan penunjang CT-Scan. Hal ini dilakukan untuk menunjang pelayanan pasien secara paripurna. Setiap pasien yang dirawat jika ada permasalahan, juga di tangani oleh Case Manager atau MPP (manager pelayanan pasien) yaitu dr. Sugeng Riyadi dan Rossana nur wulandari, S.Kep.,Ns.
Beliau berpesan semoga yang disampaikan dapat bermanfaat untuk kita semua dan kita dapat memberikan akses pelayanan yang baik dari pasien masuk sampai keluar RS dan kontinuitas pasien saat memberikan pelayanan dapat secara paripurna. (deny/gude)