MENJALIN PERSAHABATAN MELALUI  TRAINING “ EMERGENCY OBSTETRIC AND NEONATAL CARE “

MENJALIN PERSAHABATAN MELALUI TRAINING “ EMERGENCY OBSTETRIC AND NEONATAL CARE “

Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang merupakan salah satu Rumah Sakit yang telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit PONEK di wilayah Kabupaten Banyumas sejak Tahun 2017 yang lalu. Dengan penetapan tersebut maka RSUD Ajibarang berkomitmen untuk berupaya meningkatkan setiap pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar yang ditetapkan dan berupaya meningkatkan sistem jejaring rujukan dan kerjasama dengan fasilitas kesehatan disekitar wilayah Ajibarang. Beberapa waktu yang lalu RSUD Ajibarang melalui Instalasi Diklat dan PSDM telah melaksanakan pelatihan tentang kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dengan melibatkan para dokter, bidan dan perawat yang berasal dari puskesmas dan rumah sakit di wilayah Ajibarang. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai media untuk berkomunikasi, berbagi Ilmu dan berdiskusi terkait dengan sistem penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal agar pasien dapat tertangani secara cepat, tepat dan berkesinambungan serta dapat mencapai fasilitas rujukan dengan aman.

Hari ini Sabtu 13 Juli 2019, RSUD Ajibarang kembali menerima kunjungan dari salah satu rumah sakit di wilayah Kabupaten Banyumas yaitu RSU An Ni’mah Wangon. Pada kunjungan kali ini, selain melaksanakan study banding terkait dengan standar-standar pelayanan Rumah Sakit PONEK, sebagai salah satu referensi untuk mempersiapkan pelayanan PONEK dan survey Areditasi , RSU An Ni’mah juga mendapatkan pelatihan tentang penatalaksanaan kegawat daruratan obstetri dan neonatal. Pelatihan dengan tema “ EMERGENCY OBSTETRIC AND NEONATAL CARE “ ini diselenggarakan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kegawat daruratan obstetri dan neonatal yang terstandar. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk melakukan deteksi dini adanya kegawatdaruratan baik pada kasus maternal maupun neonatal, menentukan langkah awal/ pertolongan awal kegawatdaruratan, penatalaksanaan lanjut serta evalusi dari rangkaian tatalaksana yang telah diberikan.  

Kegiatan pelatihan ini diawali dengan Pre Test untuk melihat sejauh mana pengetahuan peserta pelatihan tentang manajemen kegawat daruratan yang dilanjutkan dengan pemberian materi oleh para narasumber sesuai dengan bidang keahliannya. Materi pertama disampaikan oleh dr. Hesa Kusuma Admardiarto Sp. OG tentang kegawat daruratan Maternal yang dilanjutkan dengan materi tentang "Managing Mayor Obstetric Haemoragic dan Bantuan Hidup Dasar (BHD)" yang disampaikan oleh dr. Igun Winarno Sp. An. Materi BHD merupakan salah satu materi penting yang wajib dipahami dan dapat dilaksanakan oleh setiap petugas/ karyawan di fasilitas kesehatan tanpa kecuali.. Selain  itu para peserta pelatihan juga mendapatkan materi tentang Resusitasi Neonatus sesuai dengan standar terbaru yang disampaikan oleh dr. Din Alfina Sp. A.

Selain pemberian materi, peserta pelatihan kali ini juga mendapatkan kesempatan untuk dapat melaksanakan Hospital Tour dengan mengunjungi ruangan-ruangan yang terkait dengan pelayanan PONEK yaitu Instalasi Gawat Darurat, Ruang Bersalin, Ruang Perinatologi serta Ruang Rawat Gabung. Dalam kunjungannya ke ruangan tersebut, peserta pelatihan dapat secara langsung melihat, menanyakan dan berdiskusi tentang penerapan standar-standar Rumah Sakit PONEK dan penerapan standar akreditasi di setiap ruangan yang dikunjungi.

Suatu kegiatan pelatihan kegawat daruratan rasanya kurang lengkap bila hanya dilaksanakan dengan penyampaian materi atau observasi saja tanpa langsung mempraktekkan materi-materi yang sudah diperoleh. Pada pelatihan ini peserta mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan langkah-langkah penatalaksanaan kegawatdaruratan sesuai  dengan alur tatalaksana yang ada dengan menggunakan peralatan yang telah dipersiapkan oleh para fasilitator melalui skill station. Peserta difasilitasi untuk dapat mempraktekkan penanganan kegawat daruratan maternal yaitu berkaitan dengan kasus perdarahan post partum, eklampsia dan pananganan kala II lama dengan tindakan vacuum ekstrasi kepada phantom.  

 Pada station penanganan kegawat daruratan neonatus, peserta dibimbing dan diberikan penjelasan serta mempraktekkan bagaimana melakukan resusitasi pada neonatus yang dimulai dari pengkajian antenatal, persiapan pertolongan, langkah awal resusitasi, pemberian Ventilasi Tekanan Positif (VTP), kompresi dada sampai pemasangan Endotracheal Tube. Penanganan kegawatan bayi baru lahir yang dilakukan dengan tepat akan sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup anak di kemudian hari.

Station yang ke tiga yaitu Bantuan Hidup Dasar. Kemampuan melaksanakan Bantuan Hidup Dasar serta sistem Emergency Respon yang baik akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penanganan Pada station ini, peserta dibimbing untuk dapat melakukan simulasi bagaimana cara memberikan Bantuan Hidup Dasar ketika menemukan korban tidak sadar baik di ruang rawat pasien, area fasilitas kesehatan maupun di luar fasilitas kesehatan, karena setiap petugas yang ada di fasilitas kesehatan diharuskan untuk mempunyai kemampuan memberikan Bantuan Hidup Dasar yang menjadi salah satu komponen wajib dalam Akreditasi Rumah Sakit.

Kegiatan pelatihan yang dilakukan secara berkesinambungan dengan merangkul fasilitas kesehatan yang ada di sekitar wilayah RSUD Ajibarang diharapkan akan mampu meningkatkan kemampuan deteksi dini kegawatan, kualitas pelayanan kesehatan, serta mampu menguatkan sistem rujukan berjenjang yang dapat mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian bayi di Indonesia dan di wilayah Kabupaten Banyumas khususnya. (qiqi-ponek)

GALERI FOTO :

 

 

Related Posts

Komentar